Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang rencana pemisahan unit usaha syariah atau spin-off, Allianz Syariah mencatatkan penurunan aset dana tabarru’ dan tanahud sebesar 31,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan di laman resminya, aset dana tabarru’ dan tanahud milik Allianz Syariah turun menjadi Rp642,35 miliar dari periode yang sama tahun lalu mampu mencapai Rp642,35 miliar. Namun demikian, aset dana perusahaan terpantau tumbuh 20,53 persen yoy dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,93 triliun.
Sementara itu, laba setelah pajak dana perusahaan tumbuh 3,09 persen yoy menjadi Rp232,65 miliar, dari sebelumnya bernilai Rp225,69 miliar. Dalam hal dana tabarru, rugi perusahaan menyust 74,24 persen yoy dari Rp209,8 miliar kini menjadi Rp54,05 miliar pada kuartal III/2022.
Sementara itu dalam pernyataan resminya hari ini, Managing Director Sharia Allianz Life Indonesia Ginawati Djuandi mengungkapkan pihaknya terus fokus pada upaya pengembangan bisnis asuransi syariah. Pernyataan ini seiring persiapan perusahaan menuju spin-off bisnis syariah. Perusahaan juga akan fokus pada sumber daya manusia serta penguatan jaringan tenaga pemasar berlisensi syariah sebagai pondasi distribusi yang esensial.
“Kami fokus pada pengembangan bisnis, SDM dan kanal distribusi, serta terus melakukan persiapan proses dan sistem sebagai landasan yang kuat menuju spin-off unit syariah,” kata Ginawati dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).
Menurutnya, ketiga hal ini menjadi komitmen kami untuk senantiasa memberikan solusi perlindungan dan layanan asuransi syariah yang dibutuhkan nasabah serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan demikian, Allianz Syariah dapat terus meningkatkan pertumbuhan bisnis dan berkontribusi dalam perkembangan industri syariah di Indonesia.
Baca Juga
Ginawati menyampaikan bahwa sampai kuartal III/2022, Allianz Syariah telah mendistribusikan total santunan asuransi (klaim) dan pembayaran manfaat sebesar Rp658 miliar. Dari jumlah itu, 59 persen di antaranya merupakan santunan asuransi atau klaim.
Dari sisi tenaga pemasar, Ginawati menuturkan bahwa saat ini Allianz Syariah didukung lebih dari 30.000 agen berlisensi syariah, yang 60 persen di antaranya merupakan generasi milenial.
“Kami menerapkan strategi bisnis khusus, agar unit syariah terus bertumbuh secara signifikan. Pasar syariah masih sangat besar di Indonesia. Oleh karena itu, kami percaya Allianz Syariah dapat terus mencatatkan pertumbuhan, seiring dengan perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia,” pungkasnya.