Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit Tembus Rp6.314 Triliun, Ini Sektor yang Paling Moncer

Penyaluran kredit tembus Rp6.314 triliun per Oktober 2022. Berikut sektor-sektor yang jadi penopang
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan penyaluran kredit pada Oktober 2022 tembus Rp6.314,4 triliun.

Angka tersebut tumbuh 11,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) setelah bulan sebelumnya juga dilaporkan tumbuh 10,8 persen yoy.

Dalam laporan Bank Indonesia, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, jenis kredit investasi menjadi andalan pada Oktober 2022.

"Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Oktober 2022 terutama terjadi pada kredit investasi (KI)," tulis BI, dikutip pada Kamis (24/11/2022).

Jika dilihat per sektor, kredit investasi pertambangan dan penggalian masih memimpin pertumbuhan sebesar 99,7 persen yoy mencapai Rp114,6 triliun.

Sementara itu, kredit investasi sektor pengolahan tercatat tumbuh 22,6 persen mencapai Rp278,7 triliun per Oktober 2022.

Dari segi besarnya pembiayaan, jenis kredit modal kerja (KMK) memimpin dengan total kredit per Oktober 2022 sebesar Rp2.876,8 triliun atau tumbuh stabil 12,2 persen yoy.

Sumbangsih terbesar pertumbuhan KMK bersumber pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) capai Rp958,5 triliun atau tumbuh 9,7 persen yoy.

Sisanya, pertumbuhan KMK ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar Rp231,8 triliun atau tumbuh 17,0 persen yoy.

Di samping itu, pertumbuhan penyaluran kredit pada Oktober 2022 juga tak lepas dari kontribusi kredit konsumsi (KK) yang tumbuh 8,7 persen yoy mencapai Rp1.795,3 triliun.

Bila dirinci, pertumbuhan paling besar kredit konsumsi ditopang oleh sektor kredit kendaraan bermotor sebesar 16,2 persen yoy mencapai Rp113,8 triliun lalu disusul oleh pertumbuhan kredit multiguna sebesar 8,6 persen yoy atau Rp1.054,2 triliun.

Terakhir, sektor kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi penyumbang paling longgar dengan pertumbuhan 7,6 persen yoy atau Rp627,3 persen.

Pertumbuhan sektor KPR hanya naik 10 basis poin dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,5 persen dengan nominal Rp621,5 triliun pada September 2022.

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengambangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai bahwa kenaikan tingkat suku bunga acuan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi menurunnya permintaan KPR masyarakat.

"Saya melihat bahwa mungkin saat ini bagi sebagian orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih berat, jadi untuk membeli rumah dan sebagainya bukan menjadi prioritas di tengah kondisi sekarang [suku bunga tinggi],” ujarnya dikutip Kamis (24/11/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper