Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantul! Modal Asing Masuk RI Rp9,64 Triliun pada Akhir November 2022

Simak data terbaru Bank Indonesia (BI) soal modal asing yang masuk ke RI pada akhir November 2022.
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing (nett inflow) tercatat masuk sebesar Rp9,64 triliun pada minggu kelima November 2022.

“Berdasarkan data transaksi 28 November hingga 1 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp9,64 triliun,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (2/12/2022).

Erwin menjelaskan jumlah tersebut terdiri atas aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp8,76 triliun dan ke pasar saham sebesar Rp880 miliar.

Sementara itu, kata dia, sepanjang 2022 atau hingga 1 Desember 2022, BI mencatat aliran modal asing keluar sebesar Rp155,10 triliun dari pasar SBN.

Di sisi lain, aliran modal asing masih tercatat masuk sebesar Rp78,20 triliun ke pasar saham pada periode yang sama.

Di samping itu, Erwin mengatakan premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 85,45 bps per 1 Desember 2022, dari 93,3 bps per 25 November 2022.

Sejalan dengan itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN 10 tahun turun ke level 6,85 persen pada Jumat pagi (2/12), melanjutkan penurunan pada Kamis (1/12) ke level 6,86 persen.

Nilai tukar rupiah juga dibuka menguat pada level (bid) Rp15.400 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, dari level (bid) Rp15.560 per dolar AS pada penutupan hari sebelumnya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup ditutup menguat 137 poin atau 0,88 persen ke level Rp15.425 per dolar AS pada hari ini, seiring dengan pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,17 persen ke 104,54.

Erwin mengatakan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper