Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) optimistis pinjaman yang disalurkan fintech peer to peer lending (P2P) alias pinjaman online (pinjol) mampu menembus Rp250 triliun pada akhir 2022.
Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko pada acara Konferensi Pers Closing Expo 4th Indonesia Fintech Summit & Bulan Fintech Nasional 2022, Senin (13/12/2022), mengatakan jumlah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu.
“Tahun ini kita diproyeksikan mencapai Rp250 triliun berdasarkan tren, tumbuh sekitar 50 hingga 55 persen,” katanya.
Sunu memproyeksikan penyaluran pinjaman fintech P2P akan tetap tumbuh positif pada tahun depan, sejalan dengan konsumsi masyarakat yang semakin kuat, meski terdapat tantangan dari sisi global.
“Kita harapkan tahun depan masih sama atau meningkat, karena kita lihat faktor ekonomi Indonesia yang lebih kuat, baik dari pengeluaran pemerintah, konsumsi, sehingga ada ruang bagi fintech untuk tumbuh,” jelasnya.
Sunu mengatakan, perekonomian Indonesia memang akan menghadapi tantangan akibat pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Namun dia memperkirakan dampak ke perekonomian Indonesia cenderung moderat, sejalan dengan pencapaian tingkat inflasi yang berpotensi lebih rendah dari perkiraan berbagai lembaga.
Baca Juga
“Kita lebih optimistis menyongsong 2023, karena ekonomi Indonesia memang agak berbeda dengan negara maju. Negara maju bergantung pada perusahaan besar, kalau Indonesia bergantung pada UMKM. UMKM ini juga yang membuat Indonesia resilient dari pandemi,” tuturnya.
Dia menyampaikan, pinjaman fintech P2P juga tercatat terus meningkat. Hal ini tercermin dari agregat penyaluran pendanaan mencapai Rp476,89 triliun kepada 92,4 juta penerima pinjaman.