Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan bahwa kondisi dunia masih bergejolak lantaran terjadinya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Hal itu diungkapkan Perry Warjiyo saat membuka acara seminar nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) secara daring, Selasa (14/12/2022).
"Dunia memang masih bergejolak. Oleh karena itu, kita harus senantiasa waspada. Ada 5 permasalahan global yang akan kita hadapi ke depan," ujarnya.
Dia mempaarkan 5 permasalahan tersebut merupakan dampak dari berlanjutnya perang Rusia vs Ukraina serta masih berlangsungnya perang dagang AS dan China. Selanjutnya, kata Perry, terjadi lantaran lock down akibat kebijakan zero Covid di China, terganggunya mata rantai pasokan global.
5 Masalah yang Harus Diwaspadai Ekonomi Dunia
Kewaspadaan pertama, pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun. Hal tersebut menimbulkan fenomena slow growth dan meningkatnya risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa.
Kedua, inflasi yg sgt tinggi karena harga energi dan pangan global yang masih tinggi.
"Ketiga, suku bunga tinggi. Higher interest rate for longer, FFR [Fed Funds Rate] atau suku bunga The Fed mencapai 5 persen dalam merespons inflasi dan diperkirakan akan tetap tinggi selama 2023," imbuh Perry.
Keempat, dolar AS yang sangat kuat sehingga menimbulkan tekanan depresiasi terhadap berbagai mata uang dunia termasuk rupiah
Kelima, cash is the king. Para investor global krna tingginya persepsi risiko menarik dananya dari emerging markets ke aset likuid untuk menghindari risiko.
Dalam menghadapi gejolak global, Perry mengajak semua pihak agar memperkuat sinergi dan kolaborasi, kerja sama, bersatu padu dan bersama jaga momentum pemulihan ekonomi.
"Sinergi adalah kata kunci utk ketahanan, pemulihan, dan kebangkitan ekonomi nasional. Itu telah terbukti selama kita mengatasi pandemi. Kita terhindar dr krisis ekokomi berkat sinergi erat antara BI pemerintah dan KSSK," ungkap Perry.