Bisnis.com, JAKARTA — Investasi dapat menjadi alternatif masyarakat untuk melindungi ataupun menambah kekayaan aset. Instrumen invetasi di Indonesia kini sudah beragam, ada deposito, emas, saham, reksadana, hingga peer-to-peer lending (P2P).
PT Pegadaian menilai invetasi emas masih digandrungi masyarakat. Bahkan Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Eka Pebriansyah melihat pertumbuhan emas di pegadaian meningkat.
“[Invetasi] emas ini di pegadaian tahun lalu pertumbuhannya luar biasa sekali. Kami membukukan pertumbuhan di tahun lalu itu 108 persen. Artinya apa? Masyarakat kita saat ini sudah banyak yang sadar pentingnya invetasi, terutama dalam bidang emas,” kata Eka saat ditemui di Kantor Pusat PT Pegadaian, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).
Menurut laporan keuangan Pegadaian, pendapatan atas penjualan emas pada 2021 mencapai Rp6,5 triliun. Angka tersebut turun dibandingkan 2020 yakni Rp7,1 triliun. Akan tetapi naik apabila dibandingkan penjualan emas pada 2018 dan 2019 yakni Rp1,3 triliun dan Rp4,5 triliun.
Eka menambahkan invetasi emas masih diminati masyarakat karena keamanannya. Terlebih di tengah kondisi ekonomi yang seperti saat ini yakni di bawah bayang-bayang resesi global.
“Kemana nih kita bisa melindungi aset? Nah salah satu yang paling penting instrumen paling aman di emas. Makanya kami di tahun ini pun yakin sekali akan semakin tinggi,” imbuh Eka.
Di sisi lain, Eka menyatukan bahwa ada kecenderungan harga emas mulai merambat naik. Dia pun berharap masyarakat terus berinvestasi pada emas di Pegadaian.
“Mungkin dulu invetasi emas, selalu mahal nih beli emas. Di kami tidak mulai dari denom yang terkecil bahkan. Kami ada produk tabungan emas mulai dari Rp10.000 itu sudah bisa beli emas,” tandasnya.