Bisnis.com, JAKARTA - Platform pendanaan bersama (P2P lending) PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan pada periode 2023, bahkan menembus dua kali lipat ketimbang capaian tahun lalu.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan bahwa setelah mampu mencatatkan penyaluran pinjaman mencapai Rp3 triliun sepanjang 2022, tahun ini pinjaman ke beberapa sektor UMKM berpotensi tumbuh tinggi karena pemulihan ekonomi.
"Pada awal tahun, sebenarnya sentimen buat UMKM sedikit negatif, misalnya karena tren inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. Kebutuhan funding mereka meningkat. Ini kesempatan buat pemain P2P lending. Terlebih skema pinjaman yang tanpa agunan dan menekankan cash flow based lending dibutuhkan UMKM. Ini alasan kenapa kami berani mematok target tinggi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (1/3/2023).
Ivan menjelaskan bahwa dari sisi penyaluran pinjaman Akseleran kepada para borrower, sebanyak 97 persen mengalir ke UMKM, sisanya untuk individu lewat produk employee loan.
Menurutnya, mayoritas penyaluran pinjaman bersumber dari produk invoice financing, namun Akseleran tahun ini berupaya memperbesar porsi produk supply chain financing.
Sementara itu, dari sisi pemberi pinjaman (lender), Ivan melihat kepercayaan masyarakat cenderung meningkat. Terlihat dari porsi lender ritel Akseleran masih mendominasi dengan mencapai sekitar 60 persen dari total jumlah penyaluran pinjaman.
Adapun, gambaran tren penyaluran pinjaman tahun ini juga tergambar berdasarkan capaian dua bulan pertama 2023, yang mampu meningkat sebesar 25 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan yang terjadi sejalan dengan tetap rendahya total rasio kredit macet (NPL) Akseleran secara kumulatif, yakni sebesar 0,05 persen terhadap total penyaluran pinjaman usaha.
Tercatat, hingga akhir Februari 2023, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha kumulatif sekitar Rp7,1 triliun kepada lebih dari 4 ribu pelaku UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari dukungan 250.000 lebih lender ritel dan puluhan institutional lender lainnya yang aktif.
Menurut Ivan, terus menanjaknya bisnis pendanaan Akseleran dapat juga dilihat dari torehan manis di bulan Januari dan Februari tahun ini yang berada di kisaran rata-rata bulanan sebesar Rp250 miliar.
Apalagi, kata Ivan, di Februari 2023, Akseleran mampu mencatat kenaikan hingga 26 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.
"Pada tahun 2022, kami mendapatkan kenaikan fasilitas loan channeling dari partner lembaga keuangan existing maupun lembaga keuangan yang baru menjadi partner Akseleran. Kami optimistis ke depan hingga tahun 2025 growth pendanaan Akseleran masih bisa lebih dari 70 persen tiap tahunnya, karena funding gap UMKM di Indonesia masih besar, lebih dari Rp1.000 triliun per tahun," ungkap Ivan dalam keterangannya.
Selain itu, Ivan menjelaskan, Akseleran tetap meningkatkan penetrasi pendanaannya hingga di luar Pulau Jawa yang saat ini sudah semakin merata di wilayah-wilayah seperti yang terbesar di Sumatra Utara, kemudian Kepulauan Riau, Bali, Riau, dan Kalimantan Barat.
"Kontribusi pendanaan dari luar Pulau Jawa juga meningkat terus dan saat ini sudah menembus angka hampir 10 persen. Kami tetap optimistis, Akseleran dapat terus tumbuh lebih tinggi lagi," tutupnya.