Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Startup China Berebut Tarik Uang, Usai Silicon Valley Bank (SVB) Bangkrut

Perusahaan rintisan atau startup di China berebut untuk menarik uang setelah Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan bangkrut.
Seorang pekerja (tengah) memberi tahu orang-orang bahwa kantor pusat Silicon Valley Bank ditutup pada hari Jumat (10/3/2023) di Santa Clara, California. SVB ditutup pagi itu oleh regulator California dan berada di bawah kendali Federal Deposit Insurance Corporation AS. Dok Fortune
Seorang pekerja (tengah) memberi tahu orang-orang bahwa kantor pusat Silicon Valley Bank ditutup pada hari Jumat (10/3/2023) di Santa Clara, California. SVB ditutup pagi itu oleh regulator California dan berada di bawah kendali Federal Deposit Insurance Corporation AS. Dok Fortune

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar perusahaan rintisan atau startup di China, pengusaha dan dana ventura berebut menarik uang dan mencari alternatif bank setelah Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan bangkrut. 

Perusahaan rintisan dan pengelola dana China mengatakan masih ingin memindahkan uang dari SVB ketika telah bisa dilakukan, seperti dilansir dari Reuters, pada Selasa (14/3/2023). Padahal, regulator AS telah berupaya mencegah krisis perbankan dengan memberikan jaminan kepada seluruh simpanan bank bermasalah.

Beberapa dari perusahaan rintisan tersebut beralih ke bank AS yang lebih besar, sedangkan beberapa pemberi pinjaman China seperti China Merchants Bank (CMB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) juga bergegas untuk mengisi peran tersebut.

Bank-bank tersebut telah menawarkan layanan rekening yang mirip dengan SVB, tetapi dominasi perusahaan rintisan tahap awal di China tetap bertahan dengan SVB, karena bank itu telah beroperasi selama lebih dari dua dekade. 

Pihak dari perusahaan rintisan itu mengatakan bahwa SVB adalah salah satu dari bank yang memudahkan pemula untuk membuka rekening bank dalam pembiayaan dolar AS, dan menjadi bank asing pilihan yang dominan untuk perusahaan muda di China. 

Salah satu pendiri perusahaan rintisan dengan nama belakang Hong menjelaskan dia telah ditawari sejumlah proposal oleh bank, termasuk Zheshang Bank, untuk menyelesaikan masalahnya dengan SVB.

"China Merchants Bank memberi tahu kami bahwa mereka dapat menyiapkan rekening luar negeri untuk kami dalam waktu sepekan," katanya. 

Meski begitu, CMB, ICBC dan Zheshang Bank tidak segera menanggapi permintaan komentar atas informasi tersebut. 

Regulator perbankan AS bergerak cepat pada Minggu, untuk menjamin semua simpanan di SVB yang ditutup pada Jumat (10/3/2023). 

Hal itu dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa perusahaan rintisan di China akan berjuang untuk membayar karyawannya sendiri pada pekan ini. 

Chief Executive di platform perbankan startup QBIT yang berbasis di Hangzhou, mengatakan bahwa dalam 3 hari terakhir telah menerima 6 kali lebih pertanyaan tentang pembuatan akun yang dilakukan oleh kebanyakan dari klien SVB.

Sementara itu, CB International Bank yakni sebuah bank yang berkantor pusat di AS juga melayani sebagian besar perusahaan kecil dan menengah Asia.

Pihak bank tersebut mengatakan telah dihubungi oleh banyak perusahaan baru yang ingin membuka rekening dengan cepat, sehingga dapat segera menyimpan dana yang telah ditarik, atau merencanakan untuk beralih dari SVB.

Ketua bank Sam Su mengatakan juga meminta perusahaan untuk mempertimbangkan mengubah kepemilikan dolar AS menjadi simpanan RMB lepas pantai (Yuan Tiongkok) untuk mendiversifikasi risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper