Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejadian 1907 Terulang di AS, JPMorgan Jadi Juru Selamat Bank Gugur

CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon dan Menkeu AS Janet Yellen telah membicarakan skema penyelamatan bank di AS, menyusul jatuhnya Silicon Valley Bank.
Karyawan JPMorgan Chase & Co. masuk ke gedung salah satu bank terbesar AS itu di kantor pusatnya di New York, AS, Senin (21/9/2020)./Bloomberg-Michael Nagle
Karyawan JPMorgan Chase & Co. masuk ke gedung salah satu bank terbesar AS itu di kantor pusatnya di New York, AS, Senin (21/9/2020)./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan Chase & Co kembali menjadi juru selamat bank yang hendak kolaps di Amerika Serikat. 

Sejak awal pekan ini, CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon dan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen telah membicarakan skema penyelamatan tersebut sejak Selasa lalu. 

Penyelamatan yang dipelopori oleh Dimon memicu perbandingan dengan kepanikan pada 1907, ketika J. Pierpont Morgan, pendiri JPMorgan, mengumpulkan pemodal Wall Street ke perpustakaan pribadinya dan mendesak mereka untuk menopang Trust Company of America. Hal ini dilakukan untuk menghentikan serangkaian rush money yang mengancam akan menjungkirbalikkan industri keuangan di Negeri Paman Sam.

Dimon segera menjangkau para petinggi perusahaan pemberi pinjaman AS terbesar, yaitu Bank of America Corp., Citigroup Inc., dan Wells Fargo & Co. untuk bergabung membantu First Republic yang bermarkas di San Fransisco tersebut, mengutip Bloomberg, Jumat (17/3/2023).

Dalam panggilan telepon, Morgan dan para bankir bank jumbo di AS berdiskusi mengenai strategi menjaga stabilitas pasar dengan opsi mengguyur miliaran dolar AS kepada First Republic. 

Setelah dua hari panggilan telepon dan beberapa rapat yang dilakukan, CEO dari 11 bank setuju untuk menyumbang total US$30 miliar untuk First Republic. Mereka berjanji untuk memarkir uangnya di sana setidaknya 120 hari atau sekitar 4 bulan.

Harapannya, bantuan tersebut cukup untuk menyelamatkan First Republic, yang memiliki eksposur portofolio perusahaan teknologi kakap. 

Harapannya, paling tidak, uang tunai US$30 miliar akan memberikan waktu yang cukup bagi perusahaan untuk mencari solusi lain.

Langkah-langkah tersebut diambil pihak berwenang AS dan Eropa dalam mencoba memadamkan api kekhawatiran dan kepanikan pada awal 2023. Sebagaimana diketahui, dalam sepekan terakhir sudah ada dua bank dengan skala menengah di AS yang bangkrut, yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper