Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis aset dana pensiun syariah dapat merekah seiring dengan pertumbuhannya ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai hingga 5 persen pada 2023.
Direktur Pengembangan IKNB dan Inovasi Keuangan Digital OJK Edi Setijawan menuturkan dana pensiun syariah juga perlu memperhatikan situasi dan kondisi di Indonesia, di mana tahun ini telah memasuki tahun politik.
“Namun demikian, kita perlu memperhatikan tahun depan adalah tahun politik, kalau sesuai dengan ekspektasi pasar akan lebih cepat pertumbuhannya,” kata Edi dalam Media Briefing Perkembangan Keuangan Syariah dan Silaturahmi Ramadan di Kantor OJK, Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Di sisi lain, Edi menyampaikan bahwa produk dana pensiun syariah dan asuransi syariah yang belum terlalu berkembang di masyarakat lantaran indeks literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah.
Merujuk Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia meningkat dari 8,93 persen di tahun 2019 menjadi 9,14 persen di tahun 2022.
Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah juga menunjukkan peningkatan menjadi 12,12 persen di tahun 2022 dari sebelumnya 9,10 persen pada periode survei tahun 2019.
Baca Juga
“Ini tantangan kami untuk meningkatkannya, salah satu yang kami lakukan adalah bekerja sama dengan masyarakat ekonomi syariah melakukan roadshow untuk mengenalkan lembaga IKNB syariah,” ujarnya.
Adapun untuk jangka panjang, OJK melakukan kerja sama edukasi dengan perguruan tinggi, di mana kerja sama dengan lembaga-lembaga tinggi untuk mengembangkan modul-modul pemahaman IKNB syariah di perguruan tinggi Sarjana S1 serta business matching.
“Ke depan, kita akan perluas lagi di level-level lain, seperti pendidikan menengah, dasar, maupun umum,” tandasnya.