Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Minta Bank Perkuat Pencadangan, Begini Kondisi Terbaru

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar meminta bank untuk memperkuat pencadangan di tengah tantangan dan ketidakpastian kondisi global.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau industri perbankan untuk memperkuat pencadangannya di tengah tantangan dan ketidakpastian kondisi global tahun ini. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan di tengah tantangan dan ketidakpastian kondisi global yang ada, perbankan perlu melakukan antisipasi. Apalagi, program restrukturisasi kredit Covid-19 industri perbankan akan berakhir pada Maret 2024 mendatang. 

OJK pun mengimbau industri jasa keuangan untuk dapat mempersiapkan penebalan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). "Membentuk CKPN yang memadai dalam menjaga proses exit dari restrukturisasi kredit pasca-pandemi secara mulus. Terlebih lagi, semua itu terjadi di tengah risiko yang ditimbulkan oleh gejolak bank di berbagai negara," tutur Mahendra dalam agenda Rapat Umum Anggota Ikatan Bankir Indonesia, Selasa (4/7/2023).

CKPN sendiri merupakan penyisihan yang dibentuk berdasarkan penurunan nilai tercatat aset keuangan. Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis OJK baru-baru ini, indikator pencadangan perbankan itu mencatatkan penyusutan. 

Per kuartal I/2023, total CKPN bank turun 0,69 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kondisinya berbeda dibandingkan kuartal I/2022, di mana CKPN bank tumbuh 11,17 persen yoy.

Penyusutan ini utamanya dipengaruhi oleh turunnya CKPN atas kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) sebesar 9,41 persen yoy pada kuartal I/2023, dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 6,58 persen yoy.

Meski begitu, OJK mencatat coverage CKPN terhadap kredit restrukturisasi kualitas lancar meningkat menjadi sebesar 16,85 persen. Coverage CKPN terhadap kredit dalam perhatian khusus juga dilaporkan masih memadai sebesar 30,12 persen.

Selain itu, coverage CKPN terhadap NPL juga meningkat menjadi sebesar 221,06 persen dari tahun lalu 203,98 persen. "Hal ini mengindikasikan antisipasi bank terhadap risiko kredit masih memadai," tulis OJK dalam laporannya dikutip Bisnis pada Kamis (6/7/2023).

Adapun, sejumlah bank menilai kondisi pencadangannya ada di posisi yang tetap terjaga dengan baik. "Kalau pencadangan untuk saat ini sudah lumayan cukup. Jadi laba hingga akhir tahun diperkirakan insya Allah tetap terjaga," jelas Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rudi As Aturridha kepada Bisnis di sela-sela agenda penganugerahan Bisnis Indonesia Award 2023, bulan lalu (3/6/2023).

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Aestika Oryza Gunarto juga mengatakan bahwa pencadangan di BRI sangat memadai. Untuk menjaga kredit macetnya tahun ini, bank juga berhati-hati dalam menyalurkan kredit. BRI misalnya berfokus menyalurkan kredit kepada sektor-sektor potensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper