Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Segmen Incaran Bank BTPN untuk Dongkrak Pertumbuhan Kredit

BTPN membidik FMCG, perantara keuangan, telekomunikasi hingga industri baja untuk mengejar pertumbuhan kredit hingga 2 tahun ke depan.
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menyebut mengandalkan segmen fast-moving consumer goods (FMCG), perantara keuangan, telekomunikasi, industri baja untuk memacu bisnis hingga akhir 2023 dan 2024 mendatang. 

“Bank BTPN juga fokus pada industri yang berorientasi ekspor, sejalan dengan program pembangunan pemerintah Indonesia,” ujar Direktur Keuangan Bank BTPN Hanna Tantani pada Bisnis, Senin (4/9/2023). 

Bahkan dirinya memprediksi bahwa segmen korporasi, komersial, SME alias UKM dan segmen retail akan memimpin pertumbuhan kredit yang baik di Bank BTPN sepanjang 2023. Lebih lanjut, dia mengatakan ke depan yang bakal menjadi pendorong pertumbuhan kredit 2023 dan 2024, yakni industri makanan, otomotif, dan proyek energi terbarukan. 

Sebagai informasi, BTPN telah menyalurkan kredit Rp148,71 triliun pada semester I/2023, naik tipis dari Rp148,14 pada semester I/2022. Namun, aset bank turun dari Rp195,49 triliun pada akhir Juni 2022 menjadi Rp193,1 triliun pada Juni 2023. 

BTPN juga mencatatkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang membaik dari 1,25 persen pada Juni 2022 menjadi 1,24 persen pada Juni 2023. Namun, NPL nett meningkat dari 0,37 persen pada Juni 2022 menjadi 0,45 persen pada Juni 2023.

Sementara itu, berdasarkan laporan Uang Beredar dari Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit pada Juli 2023 memang tumbuh 8,5 persen atau senilai Rp6.663,6 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy) , setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8 persen yoy, terutama dikontribusikan oleh sektor jasa sosial, pertambangan, dan jasa dunia usaha.  

"Perkembangan ini dipengaruhi sisi penawaran kredit sejalan standar penyaluran kredit perbankan yang masih longgar, sehingga akomodatif terhadap peningkatan pertumbuhan kredit," tulis BI dalam hasil laporannya. 

Pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi sejalan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 17,55 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama didorong oleh peningkatan pembiayaan modal kerja.  Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit mencapai 7,59 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama ditopang oleh segmen mikro.  

Saat ini, Bank Indonesia juga akan memperkuat efektivitas implementasi insentif kebijakan makroprudensial berkoordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR), dan ultra mikro (UMi), serta ekonomi hijau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper