Bisnis.com, JAKARTA — Emiten leasing PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance optimistis dapat mencapai target yang dibidik hingga akhir tahun, meski bank sentral telah mengerek suku bunga acuan menjadi 6%.
Perlu diketahui, Bank Indonesia (BI) resmi menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%. Kenaikan ini merupakan yang pertama kali usai BI menahan suku bunga acuan di level 5,75% selama 8 bulan terakhir.
Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani Mendrofa mengatakan bahwa emiten bersandi saham ADMF menargetkan pertumbuhan mampu tumbuh hingga 20% di tahun ini.
“Dengan beberapa dinamika kondisi makro ekonomi, termasuk penyesuaian kenaikan BI Rate, tidak akan membuat kami mengoreksi target tersebut,” kata Gani kepada Bisnis, Minggu (22/10/2023).
Meski Adira Finance tidak merevisi target tahun ini, Gani menyebut industri pembiayaan akan mengalami dampak kenaikan BI rate.
“Dampak [kenaikan BI rate] pasti ada, namun belum akan serta-merta mempengaruhi kinerja keuangan di kuartal IV mendatang,” imbuhnya.
Baca Juga
Perusahaan menilai kenaikan BI rate juga membuka kemungkinan perusahaan mengerek bunga pembiayaan.
“Kalaupun akan dilakukan [kenaikan bunga pembiayaan], kami akan lakukan dengan selektif,” ungkapnya.
Adapun dari sisi kinerja, Gani menyampaikan bahwa sampai dengan kuartal III/2023, lini bisnis untuk pembiayaan sepeda motor, mobil maupun non-otomotif, ketiganya sama-sama berkontribusi dalam tingkat pertumbuhan yang melebihi target.
Sebelumnya, Direktur Utama Adira Finance I Dewa Made Susila menyampaikan bahwa Adira Finance berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 38,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). ADMF mampu mengantongi pembiayaan baru senilai Rp30,4 triliun per September 2023.
“Seluruh segmen pembiayaan mengalami kenaikan, terutama segmen sepeda motor yang tumbuh sebesar 44,9% yoy,” kata Made dalam acara bertajuk Adira Malam Apresiasi Pelanggan Setia 2023 di Mataram.
Made menambahkan bahwa pertumbuhan lainnya juga diikuti oleh segmen mobil yang naik 35,1% yoy dan non-otomotif sebesar 35,8% yoy. Adapun, gross NPL konsolidasi Adira Finance terpantau masih terjaga sekitar 2%.
Made menuturkan Adira Finance telah menerapkan beberapa strategi untuk dapat mendorong pembiayaan baru perusahaan, termasuk pembiayaan investasi. Salah satunya, yaitu memperkuat dan meraih pangsa pasar di bisnis otomotif melalui diversifikasi produk dan menyediakan berbagai program penjualan yang menarik bagi pelanggan.
ADMF juga akan memperluas jaringan ke bisnis non otomotif dengan terus melakukan diversifikasi produk yang ditawarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis seperti seperti produk multiguna, durables, dan produk lainnya. Perusahaan juga akan memperluas bisnis dana tunai, seperti dana tunai motor dan dana tunai mobil.
“Kami akan kembangkan besar adalah dana tunai, karena kami percaya bahwa ke depannya kebutuhan untuk mengembangkan usaha dan memperbaiki kualitas hidup bukan hanya untuk beli kendaraan, tetapi untuk modal usaha, untuk umroh, untuk pendidikan, dan untuk kesehatan,” ungkapnya.