Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjelaskan perkembangan proses restrukturisasi kredit dari BUMN karya, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan pada awal tahun ini, tepatnya 23 Januari 2024, WIKA telah mendapatkan kesepakatan restrukturisasi oleh 11 kreditur perbankan melalui penandatanganan master restructuring agreement (MRA) yang disaksikan oleh Kementerian BUMN.
"Bank Mandiri akan memantau ketat realisasi kesepakatan tersebut," ujarnya dalam Konferensi Pers Kinerja 2023 Bank Mandiri pada Rabu (31/1/2024).
Sementara, restrukturisasi Waskita Karya masih berprogres. Siddik menyatakan hal ini karena proses persetujuan MRA melibatkan semua lender, baik yang dari sektor perbankan maupun pemegang obligasi dan sukuk.
Meski masih dalam proses, Siddik menambahkan progres restrukturisasi WSKT cukup positif dengan adanya tambahan kreditur yang merespons dengan baik. Lebih jauh, pencadangan Bank Mandiri untuk kredit BUMN karya akan dievaluasi secara periodik.
"Mengikuti proses restrukturisasi tersebut, BUMN karya akan melakukan perbaikan model bisnis agar tetap going concern dengan kinerja yang sustain ke depan, meskipun masih dalam restrukturisasi dengan beberapa kreditur," ujar Siddik.
Baca Juga
Adapun, per akhir Desember 2023, Bank Mandiri telah meningkatkan NPL coverage bank only dari 311% menjadi 384% secara tahunan. Rasio kredit berisiko (loan at risk/LaR) juga turun dari 1,44% pada akhir 2022 menjadi 0,85%.
Sementara, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) tercatat sebesar 1,19%, turun dibandingkan dengan akhir 2022 yang sebesar 2,72%. Rasio NPL ini jauh di bawah threshold yang ditetapkan regulator sebesar 5%.