Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI rate sebesar 6% untuk keempat kalinya pada Februari 2024.
Chief of Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya mengatakan tingkat suku bunga acuan atau BI-Rate diperkirakan masih akan tetap di 6% mempertimbangkan belum surutnya volatilitas global.
“Diperkirakan [BI Rate] masih stay. BI masih wait and see di tengah volatilitas yang masih persistence,” katanya kepada Bisnis, Senin (19/2/2024).
Di sisi eksternal, dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) diperkirakan baru akan dipangkas pada semester pertama 2024.
Tercatat, inflasi tahunan AS pada Januari 2024 sebesar 3,1%, melandai dari bulan sebelumnya 3,4%. Namun demikian, tingkat inflasi pada Januari 2024 itu masih lebih tinggi dari proyeksi 2,9%.
Secara bulanan, inflasi AS tercatat sebesar 0,3%, juga lebih tinggi dari proyeksi 0,2% dan merupakan level tertinggi dalam 4 bulan terakhir.
Baca Juga
Nilai tukar rupiah pada Senin (19/2/2024) tercatat melemah 0,05% atau 7 poin ke level Rp15.631 per dolar AS, yang dipengaruhi oleh sentimen suku bunga di AS.
Sementara itu, laju inflasi di dalam negeri pada Januari 2024 tercatat sebesar 2,57% secara tahunan, lebih rendah dari Desember 2023 sebesar 2,61%.
Inflasi inti pada Januari 2024 juga tercatat sebesar 1,68% secara tahunan, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,80%.
Menurut Banjaran, ruang pelonggaran BI-Rate baru akan terbuka pada semester II/2024, sebesar 50 hingga 75 basis poin. “Kami perkirakan di semester II [pemangkasan BI-Rate] bisa sampai 50-75 basis poin,” kata dia.