Bisnis.com, JAKARTA –– Pada tahun lalu ramai kabar sejumlah bank asing yang menjual lini bisnisnya di Indonesia. Meski begitu, kinerja keuntungan bank asing di Indonesia tercatat moncer pada 2023.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri atau bank asing mencatatkan laba Rp12,36 triliun sepanjang 2023, melesat dua kali lipat atau 111,01% secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp5,85 triliun.
Kinerja laba bank asing terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 67,97% yoy menjadi Rp20,48 triliun pada 2023.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank asing juga naik 163 basis poin (bps) dari 2,71% pada Desember 2022 menjadi 4,34% pada Desember 2023.
Selain bertumbuh dari mesin bunga, bank asing mencatatkan peningkatan pendapatan selain bunga 5,58% yoy menjadi Rp236,39 triliun pada Desember 2023. Tercatat, keuntungan transaksi spot dan derivatif bank asing naik 3,01% yoy menjadi Rp225,58 triliun.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, bank asing telah menyalurkan kredit Rp191,16 triliun pada 2023, naik dibandingkan penyaluran kredit tahun sebelumnya Rp190,1 triliun.
Meski begitu, dari sisi pendanaan, bank asing mencatatkan penurunan raupan dana pihak ketiga (DPK) 7,24% yoy menjadi Rp234,68 triliun.
Kinerja laba bank asing moncer, meskipun ramai kabar bank asing yang menjual lini bisnisnya di Indonesia pada 2023. Commonwealth Bank of Australia (CBA) misalnya menjual unit usaha di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth ke PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) menjual lini bisnis consumer banking mereka di Indonesia kepada PT Bank UOB Indonesia.
Lalu, Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah menuntaskan penjualan dan pengalihan sejumlah portofolio bisnis konsumernya seperti kartu kredit hingga kredit pemilikan rumah (KPR) ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
"Memang pangsa pasar pasar yang ditinggalkan oleh bank asing seperti Citibank dalam konteks retail banking itu diambil alih oleh bank-bank dari Asia," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae setelah acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) pada beberapa waktu lalu.
Meski begitu, menurutnya secara keseluruhan, bank asing di Indonesia menunjukkan pemulihan yang solid pasca pandemi dengan fondasi yang kokoh.
Dalam momen terpisah, Dian mengatakan proposisi bank asing sebagai lembaga dengan jaringan global juga tetap menjadi nilai tambah, terutama bagi nasabah segmen institutional dan corporate. "Bank asing juga tetap menjadi pemain yang relevan dalam mendukung perekonomian Indonesia," ujar Dian pada bulan lalu (11/1/2024).
Dian juga mengatakan kinerja bank asing masih berpotensi moncer pada tahun ini dengan mengandalkan keunggulannya. Dengan menjual lini bisnisnya pada 2023, bank asing pun akan lebih fokus.
"Pergeseran fokus tidak hanya mencerminkan strategi adaptasi bank asing terhadap kondisi pasar, tetapi juga potensial untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan perbankan yang mereka tawarkan di Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin juga mengatakan dengan adanya aktivitas penjualan lini bisnis bank-bank asing ini, sebenarnya arah bisnis bank asing malah akan semakin jelas.
"Segmen komersial dan korporasi milik bank asing akan lebih berkembang, termasuk institusional banking. Kemudian, karena mereka [bank asing] akan fokus di bisnis tersebut, jadinya bisa prospektif dan menyaingi bisnis [institutional banking] bank dalam negeri," tutur Amin.