Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Setoran Dividen BRI-Mandiri Cs, Sri Mulyani Ungkap Nilainya di APBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap setoran dividen dari BRI hingga Bank Mandiri menjadi penopang utama penerimaan negara dari BUMN pada kuartal I/2024.
Logo Bank BUMN (BBRI, BBNI, BBTN, BMRI) yang menjadi penopang utama dividen 2024 per kuartal I/2024. Dok Istimewa
Logo Bank BUMN (BBRI, BBNI, BBTN, BMRI) yang menjadi penopang utama dividen 2024 per kuartal I/2024. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Setoran Dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke kas negara tercatat melonjak signifikan per 31 Maret 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa total penerimaan dari kekayaan negara dipisahkan seperti Bank Mandiri hingga Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencapai Rp42,9 triliun pada Maret 2024. 

Jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan dari KND pada periode yang sama pada 2023, sebesar Rp4,6 triliun.

Lonjakan yang signifikan tersebut kata Sri Mulyani terutama bersumber dari setoran dividen BUMN perbankan.

“Ini karena pembayaran dividen, terutama dari dua bank Himbara, BRI dan Mandiri. Ini karena pembayaran dividen pas jatuh tempo dibayarkan pada Maret lalu,” katanya, dikutip Minggu (28/4/2024).

Sri Mulyani mengatakan, kenaikan penerimaan dari KND itu bahkan menjadi penopang utama dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga periode Maret 2024.

Tercatat, realisasi PNBP mencapai Rp156,7 triliun hingga 31 Maret 2024, masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 10% secara tahunan.

Namun demikian, Sri Mulyani mengatakan bahwa dari realisasi tersebut, penerimaan dari PNBP SDA, baik migas maupun nonmigas mengalami koreksi pertumbuhan.

Dia merincikan, penerimaan SDA migas mencapai Rp25,7 triliun hingga Maret 2024, turun 18% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Kontraksi tersebut dipengaruhi oleh moderasi ICP dan lifting minyak.

Sejalan dengan itu, realisasi penerimaan SDA nonmigas tercatat sebesar Rp27,8 triliun, terkontraksi sebesar 36,7% secara tahunan, terutama dipengaruhi oleh moderasi harga batu bara dan volume produksi batu bara yang melandai.

“Untuk [penerimaan SDA] nonmigas turun lebih dalam, 36,7% ini karena batu bara mengalami koreksi baik dari sisi harga maupun volume, jadi penerimaan SDA di PNBP mengalami koreksi,” katanya.

Secara total, realisasi pendapatan negara hingga Maret 2024 tercatat sebesar Rp620 triliun, terkontraksi 4,1% secara tahunan.

PNBP merupakan komponen satu-satunya yang mengalami pertumbuhan positif. Penerimaan perpajakan tercatat turun 8,2% secara tahunan dengan realisasi yang mencapai Rp462,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper