Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Masih Dibayangi Awan Mendung?

Kinerja bisnis Bank Pembangunan Daerah (BPD) terpantau masih lesu dibandingkan beberapa jenis bank umum.
Arief S Trinugroho (keempat dari kiri), calon Komisaris Non Independen PT Bank Sumut yang bakal segera menjalani proses penilaian kemampuan dan kepatutan oleh OJK berfoto bersama jajaran direksi dan komisaris lain PT Bank Sumut usai RUPS Tahunan Tahun Buku 2023 dan RUPS LB di Medan, Senin (26/2/2024)/Bisnis-Delfi. R
Arief S Trinugroho (keempat dari kiri), calon Komisaris Non Independen PT Bank Sumut yang bakal segera menjalani proses penilaian kemampuan dan kepatutan oleh OJK berfoto bersama jajaran direksi dan komisaris lain PT Bank Sumut usai RUPS Tahunan Tahun Buku 2023 dan RUPS LB di Medan, Senin (26/2/2024)/Bisnis-Delfi. R

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja bisnis Bank Pembangunan Daerah (BPD) terpantau masih lesu dibandingkan beberapa jenis bank umum. 

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba BPD secara month to month (mtm) memang naik Rp593 miliar menjadi Rp4,09 triliun pada April 2024. Namun, secara tahunan, laba BPD masih turun 5,08% yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,31 triliun. 

Bila dibandingkan jenis bank lainnya, Bank Persero membukukan laba yang tumbuh 3,33% yoy menjadi Rp40,78 triliun per April 2023. Lalu, Bank Swasta Nasional membukukan laba Rp29,84 triliun, angka ini juga turun 7,08% dari tahun lalu yang mencapai Rp32,11 triliun. 

Selanjutnya, laba Kantor Cabang Dari Bank Yang Berkedudukan di Luar Negeri tumbuh pesat mencapai 18,21% yoy menjadi Rp4,64 triliun. 

Akan tetapi, dari segi intermediasi, BPD telah menyalurkan kredit Rp612,31 triliun pada empat bulan pertama 2024, tumbuh 7,31% dari periode sebelumnya Rp570,6 triliun. Aset BPD pun mengembang 4,85% menjadi Rp966,28 triliun dari sebelumnya Rp921,58 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) BPD pada April 2024 juga terpantau naik mencapai 2,55%, dari tahun sebelumnya 2,36%. 

Bila dilihat secara nominal, angka NPL BPD per April 2024 mencapai Rp15,59 triliun, naik 15,66% yoy dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp13,48 triliun.

Pada sisi pendanaan, BPD telah meraup tabungan hingga deposito dari masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp754,83 triliun per April 2024, tumbuh 2,97% dari sebelumnya Rp733,06 triliun pada April 2023.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai prospek kinerja BPD akan sangat tergantung pada bagaimana BPD dapat melakukan efisiensi operasionalnya. 

Menurutnya, apabila  rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bisa dijaga rendah maka kinerja BPD akan positif. Tercatat, saat ini secara industri BOPO BPD berada di level 82,61%, naik 280 basis poin (bps) dari 79,81%

“Untuk kredit, karena BPD kreditnya dominan kepada ASN sebenarnya relatif lebih terjaga baik kualitasnya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (5/7/2024)

Ke depannya, kata Trioksa, bisnis bpd harusnya dapat menjadi penyanggah pertumbuhan ekonomi daerah. “Jadi di samping kredit kepada ASN, maka BPD juga perlu mendorong peningkatan kredit produktif di daerah terutama UMKM, sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi daerah,” ucapnya.

Adapun, dari sisi pemain PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR) melaporkan secara umum bisnis tumbuh positif, sampai Mei 2024, kredit perseroan tumbuh 9,6% yoy dengan NPL 1,5%.

“Sampai dengan akhir tahun kami akan terus menjaga momentum pertumbuhan ini agar terus mencatatkan pertumbuhan yg positif serta kualitas yang terjaga dengan baik,” ucap Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, Jumat (5/7/2024).

Selain itu, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan & Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) optimistis prospek bisnis dan kinerja perbankan terus positif di tengah ketidakpastian. Perseroan menargetkan laba kotor sebesar Rp870 miliar sepanjang 2024. 

Direktur Utama Bank Sulselbar Yulis Suandi mengatakan prospek yang positif terhadap bisnis perbankan terdorong oleh ekspektasi meningkatnya fungsi intermediasi perbankan.

“Hal ini seiring dengan produk domestik bruto yang diperkirakan tumbuh karena didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pasca bulan Ramadan lalu,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024)

Kemudian, dia juga menyebut prospek ekspansi kredit diprediksi tumbuh menyentuh dobel digit. Rentabilitas perbankan juga diperkirakan meningkat seiring dengan pertumbuhan kredit yang dibarengi dengan penguatan modal serta diikuti kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yg dihadapi, seperti risiko likuiditas, pasar dan kredit. 

"Iya meski di tengah kondisi makro ekonomi global yang kurang kondusif,” tuturnya. 

Lebih lanjut, di bawah kepemimpinan Yulis, perseroan memang akan terus berkomitmen memberikan layanan terbaik di sisi digital sembari terus memperbaiki kinerja. Sebagaimana diketahui, Bank Sulselbar mencatakan laba Rp167,67 miliar pada kuartal I/2024. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mencapai Rp377,48 miliar per Maret 2024. Bank juga membukukan pendapatan berbasis komisi alias fee based income naik 3,9% yoy menjadi Rp77,57 miliar per Maret 2024, dari sebelumnya Rp74,66 miliar. 

Perseroan juga mencatatkan raihan kredit mencapai Rp21,07 triliun, tumbuh 4,22% yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp20,22 triliun.

----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper