Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Pertumbuhan Kredit Perbankan Didukung Segmen Korporasi

Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia diproyeksikan terus membaik hingga akhir 2024, didukung oleh moncernya segmen korporasi.
Pegawai merapikan uang rupiah di cash center Bank Mandiri di Jakarta yang siap disalurkan untuk pencairan kredit./Bisnis
Pegawai merapikan uang rupiah di cash center Bank Mandiri di Jakarta yang siap disalurkan untuk pencairan kredit./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia diproyeksikan terus membaik hingga akhir 2024, didukung oleh moncernya segmen korporasi.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Juni 2024 tercatat mencapai Rp7.403,5 triliun, tumbuh 11,5% secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2024 yang sebesar 11,4% yoy.

"Perkembangan kredit terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur korporasi sebesar 16,2% yoy," tulis laporan Bank Indonesia yang dikutip Minggu (11/8/2024).

Kredit korporasi yang disalurkan perbankan mencapai Rp3.953,7 triliun, tumbuh 16,2% yoy. Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 15,9% yoy. Sebaliknya, pertumbuhan kredit perorangan secara industri tercatat jauh di bawah kredit korporasi, hanya mampu tumbuh 6,4% yoy menjadi Rp3.386,9 triliun, tumbuh lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,5%.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI), Josua Pardede, mengatakan bahwa meskipun kondisi likuiditas cenderung lebih ketat dibandingkan dengan kondisi pada 2022 saat pandemi, permintaan kredit secara umum masih cukup baik, terutama di segmen korporasi.

"[Ini terkait dengan] beberapa proyek strategis nasional pemerintah dan hilirisasi bahan material dasar yang dicanangkan oleh pemerintah, sehingga beberapa sektor tersebut masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan," ujar Josua dalam PIER Economic Review Mid-Year 2024, Kamis (8/8/2024).

Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun akan mencapai 10,79% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di akhir 2023 yang sebesar 10,38% yoy.

Penyaluran kredit di bank

Sejalan dengan pertumbuhan kredit korporasi yang kian kencang, di level individu bank, tak menampik fakta bahwa segmen ini menjadi sangat menggiurkan, utamanya di era suku bunga yang tinggi. 

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi juga melaporkan penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar yang tumbuh 29,7% YoY atau senilai Rp561 triliun di tengah demand yang baik pada segmen ini.

“Dari sisi growth strategi, kami tetap melanjutkan strategi yang telah dilakukan, yaitu fokus untuk meningkatkan dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale agar menghasilkan portfolio yang lebih berkualitas,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Semester I/2024 lalu. 

Pada saat yang sama, Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan agar penyeluruhan kredit tetap mudah, maka strategi yang dijalankan untuk segmen wholesale adalah dengan melakukan pertumbuhan yang targeted kepada nasabah wholesale dengan mempertimbangkan portfolio guideline.

“Kita juga disiplin untuk memilih sesuai dengan [debitur] yang sehat dan dengan strategi yang telah kami lakukan, diantaranya adalah loan follow transaction,” ujarnya. 

Tercatat, mengutip presentasi perusahaan dari segi komposisi sebesar 38,6% adalah pinjaman investasi’ lalu 35,2% adalah Pinjaman Modal Kerja dan 24% adalah sindikasi. “Sektor utama dalam korporasi adalah manufaktur, pertambangan, konstruksi,” tulis manajemen yang dikutip Minggu (11/8/2024). 

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga mencatatkan bahwa segmen kredit korporasi memiliki pertumbuhan paling tinggi dibanding segmen kredit lainnya pada semester I/2024, naik 19,9% YoY mencapai Rp388,6 triliun. 

Berdasarkan. presentasi perusahaan pinjaman investasi menyumbang 64% dari total pinjaman korporasi, tumbuh 38% dalam dua tahun.

Sebelumnya, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan sektor jasa keuangan dan pertambangan non-migas merupakan kontributor terbesar terhadap pertumbuhan kredit korporasi BBCA. 

Lebih lanjut, pihaknya juga akan terus menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial dengan tetap memperhatikan berbagai pertimbangan seperti kondisi perkonomian domestik maupun global. 

“Kami berharap pertumbuhan kredit pada 2024 di berbagai sektor akan tetap mencatatkan pertumbuhan positif,” katanya kepada Bisnis.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan mengungkapkan kredit korporasi perseroan tumbuh stabil di bawah 5%. Tercatat, per Juni 2024 kredit segmen korporasi tumbuh Rp85,06 triliun, naik 5,4% yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp80,67 triliun.

Pihaknya pun menargetkan sejumlah segmen guna menggenjot pertumbuhan kredit korporasi yang ada pada perseroan. “Kami targetkan segmen telekomunikasi, agri, manufacturing, green hingga minerba,” ujarnya kepada Bisnis.

Selain dari bank-bank menengah atas, salah satu pemain bank dengan layanan digital yakni PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) juga ikut mencicipi kue bisnis dari nasabah korporasi. 

Tercatat, sebagai langkah strategis yang dilakukan perseroan dalam bersinergi bersama para mitra, per Juli 2024 perseroan telah menyalurkan Kredit Modal Kerja senilai Rp350 miliar kepada beberapa nasabah korporasi. 

Direktur Bisnis Bank Neo Commerce (BBYB) Aditya Windarwo mengatakan ekspansi kredit yang dilakukan BBYB ini ke depannya akan makin masif dengan membidik nasabah korporasi dari berbagai lini industri yang potensial. 

"Kami senang dapat mengambil peran aktif sebagai lembaga keuangan dengan menyalurkan pembiayaan dalam berbagai skema kepada nasabah dan mendapatkan kepercayaan dari berbagai mitra korporasi untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/8/2024).

Sebelumnya, Aditya pun sempat mengakui ada sejumlah keuntungan kala membidik segmen korporasi. 

“Iya risikonya rendah, bisnisnya stabil, jangka panjang, dan collateralized. Kita akan buat suatu model, seperti supply chain dan value chain model. Jadi, enggak hanya memberi fasilitas [kredit] ke principal, tapi kita juga [memberikan] ke reseller, merchant wholesaler,” terangnya pada Rabu (8/5/2024).

Dia pun memberikan pandangan bahwa dengan menyasar segmen korporasi dengan ukuran pinjaman yang lebih besar dan tenor yang lebih panjang, maka bank dapat mengoptimalkan pendapatannya  

“Satu loan size corporate itu langsung di atas Rp50 miliar, Rp100 miliar. Lalu, kalau nature consumer loan itu tenornya pendek, misal satu, tiga lalu enam bulan. Sementara korporat [tenor] minimal 12 bulan,” ucapnya. 

Ke depan, menurut Aditya, dengan terjadinya diversifikasi portofolio ini akan terjadi penyesuaian margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dan perbaikan laba sebelum pajak alias profit before tax (PBT).

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper