Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Bank (SCB) mengumumkan kemitraan bersama PT Commerce Finance yang berada di bawah naungan grup SeaMoney melalui SPayLater, layanan buy now pay later (BNPL) alias Paylater yang tersedia bagi para pengguna Shopee di Indonesia.
Untuk diketahui, sejak awal peluncuran kemitraan ini (soft launch) pada Februari 2024 lalu, SCB telah menyalurkan kredit senilai hampir US$100 juta atau Rp1,56 triliun (asumsi kurs Rp15.681 per dolar AS) untuk memfasilitasi hampir 6 juta transaksi BNPL bagi kurang lebih 2 juta pengguna Shopee.
Bahkan, ke depan, SCB menargetkan untuk meningkatkan volume tersebut sebesar dua kali lipat pada akhir tahu 2024.
Cluster Chief Executive Officer, Indonesia and ASEAN Markets, Standard Chartered Rino Donosepoetro mengatakan kemitraan strategis ini dapat dimanfaatkan untuk membuka akses keuangan yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia.
“Kemitraan ini sekaligus mencerminkan optimisme Standard Chartered terhadap potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/8/2024).
Menurutnya, potensi pertumbuhan Indonesia sendiri didukung oleh pertumbuhan PDB yang stabil dan diperkirakan melampaui 5%, demografi generasi muda yang cukup besar, adaptasi aspek digital yang cepat, serta daya belanja konsumen (consumer spending) yang kuat.
Baca Juga
Lebih lanjut, berdasarkan Nextmsc Report melaporkan bahwa ukuran pasar BNPL alias Paylater di Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 34,1% dari tahun 2024 hingga 2030. Hal ini mencerminkan potensi layanan BNPL di Indonesia yang begitu besar.
Pada saat yang sama, Direktur Utama PT Commerce Finance Winson Winata menjelaskan kemitraannya dengan Standard Chartered untuk memperluas layanan BNPL di Indonesia merupakan langkah penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
"Hal tersebut sejalan dengan misi kami yang selalu berupaya untuk meningkatkan ekosistem finansial yang inklusif," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pembiayaan buy now pay later (BNPL) atau paylater, baik yang disediakan oleh perbankan maupun perusahaan pembiayaan, semakin tumbuh subur per Juni 2024.
Dalam Konferensi Pers Hasil RDK Bulanan Juni 2024, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan pembiayaan paylater oleh perusahaan pembiayaan tercatat Rp7,24 triliun.
"Pertumbuhan pembiayaan buy now pay later oleh perusahaan pembiayaan meningkat sebesar 47,81% YoY," ujarnya Senin (5/8/2024).
Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan degan bulan sebelumnya atau Mei 2024 yang sebesar 37,61% YoY. Sejalan dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan, kredit bermasalah paylater Juni 2024 terpantau menurun yaitu dengan NPF gross sebesar 3,07% dari 3,22% pada Mei 2024.
Lalu, untuk paylater di perbankan, baki debet tumbuh stabil sebesar 47,52% menjadi Rp17,72 triliun. Dengan demikian, total penyaluran pembiayaan paylater tercatat mencapai Rp24,96 triliun per Juni 2024.
Total jumlah rekening 17,48 juta, naik dari Mei 2024 sebesar 17,26 juta. OJK juga melaporkan risiko kredit untuk paylater di perbankan Juni 2024 turun ke level 2,50% dari 2,61% pada Mei 2024.