Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih mengkaji dan menyusun berbagai rencana bisnis bank untuk 2025. Adapun, terkait dengan prospek bisnis pada 2025, perseroan optimistis dapat membukukan kinerja positif tahun depan.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan pada prinsipnya BCA terus menjajaki berbagai kesempatan untuk melakukan penyaluran kredit ke berbagai segmen, serta memperkuat platform perbankan transaksi secara berkelanjutan guna memperkokoh pendanaan.
“Ke depan, sejalan dengan perkembangan kondisi ekonomi, BCA akan senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, dengan senantiasa mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global,” ujarnya, Senin (11/11/2024).
Selain itu, pihaknya juga berupaya menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko.
Tercatat, total kredit BCA tumbuh 14,5% menjadi Rp877 triliun per September 2024, ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi yakni 15,9% YoY mencapai Rp395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% YoY menjadi Rp135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2% YoY hingga Rp120,1 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas, tercermin pada menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 6,1% pada 9 bulan pertama tahun 2024, dibandingkan 7,9% pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 2,1%.
Baca Juga
Adapun, total dana pihak ketiga (DPK) naik 3,4% YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 5,2% mencapai Rp915 triliun.
“Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21% YoY mencapai 26 miliar pada 9 bulan pertama tahun 2024,” kata Hera.