Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Dana Pensiun Sukarela Susut Rp1,3 Triliun dalam Sebulan, Ini Penyebabnya

Total aset dana pensiun sukarela per September 2024 sebesar Rp380,80 triliun, lalu turun menjadi Rp379,50 triliun per Oktober 2024.
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara

Bisnis.com, JAKARTA - Total aset dana pensiun sukarela mengalami kontraksi secara bulanan sebesar Rp1,3 triliun per Oktober 2024.

Berdasarkan data OJK, total aset dana pensiun sukarela per September 2024 sebesar Rp380,80 triliun, lalu turun menjadi Rp379,50 triliun per Oktober 2024. 

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menjelaskan ada beberapa faktor penyebab aset dana pensiun sukarela mengalami penurunan. Pertama, para pensiunan mengambil manfaat pensiun mereka secara sekaligus.

"Kedua, para pensiunan mengalihkan dananya ke asuransi jiwa," kata Bambang kepada Bisnis, Selasa (24/12/2024).

Seperti diketahui, peserta dana pensiun memang dapat mengalihkan dana pensiun mereka ke asuransi jiwa dengan membeli produk anuitas.  

Dalam POJK Nomor 27 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Usaha Dana Pensiun, mengatur apabila 80% saldo manfaat pensiun peserta lebih dari Rp500 juta hingga Rp1,5 miliar, maka peserta bisa memilih perusahaan asuransi jiwa untuk membeli produk anuitas. Di sini, pembayaran dana pensiun dilakukan berkala setiap bulan.

"Ketiga, penyebab penurunan aset disebabkan oleh iuran pemberi kerja dan peserta ditambah pengembangan masih lebih kecil dari total pembayaran manfaat pensiun," kata Bambang.

Meski mengalami kontraksi secara bulanan, Bambang memastikan kondisi aset dana pensiun sukarela saat ini masih cukup likuid untuk bisa memenuhi tanggungan manfaat pensiun yang harus dibayarkan kepada peserta.

Bambang menambahkan, beberapa kondisi makro ekonomi juga bisa berimbas pada aset dana pensiun sukarela di Indonesia.

"Kondisi makro yang mempengaruhi bisnis dana pensiun adalah turunnya nilai rupiah terhadap dolar AS, naiknya inflasi serta adanya risiko pasar," pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper