Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-Blakan Bos BPJS Ketenagakerjaan Soal Usia Penerima Jaminan Pensiun jadi 59 Tahun

BPJS Ketenagakerjaan mengumumkan usia penerima manfaat pensiun makin mundur menjadi 59 tahun sejak 2025.
Akbar Maulana al Ishaqi, Anggara Pernando
Rabu, 8 Januari 2025 | 10:30
Roswita Nilakurnia Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan./Bisnis - Arief Hermawan P
Roswita Nilakurnia Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan./Bisnis - Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Ketetapan usia pensiun menjadi 59 tahun bagi peserta yang hendak mendapat nilai manfaat program Jaminan Pensiun (JP) BPJS Ketenagakerjaan resmi berlaku pada awal 2025. Hal ini terlihat dalam surat yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan kepada para pemimpin perusahaan.

Kenaikan usia peserta yang berhak atas program Jaminan Pensiun tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2015 Pasal 15. Beleid ini menyatakan bahwa usia pensiun untuk pertama kali ditetapkan pada 56 tahun. Selanjutnya, usia pensiun naik setiap tiga tahun. Kenaikan usia pensiun pertama terjadi pada 1 Januari 2019 menjadi 57 tahun, dan kenaikan ini akan terus berjalan hingga nanti menyentuh 65 tahun.

Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nila Kurnia, menyebutkan bahwa kebijakan ini bertujuan mengakomodasi peserta yang belum memiliki masa iur cukup agar tetap terlindungi. Program Jaminan Pensiun memang mensyaratkan masa iur minimal 15 tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 19 PP tersebut. Masa iur ini menjadi prasyarat untuk menerima manfaat pensiun berkala, yang menyerupai “gajian” seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) setiap bulan setelah pensiun.

“Peserta bisa mengambil JHT (Jaminan Hari Tua)-nya di usia 56. Sementara JP mengikuti usia pensiun JP yang berlaku,” kata Roswita kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025).

Roswita juga menjelaskan bahwa pekerja yang telah pensiun dari perusahaan lama dapat tetap melanjutkan iuran agar memenuhi ketentuan masa iur 15 tahun dengan mundurnya batas usia ini.

Terkait relevansi kebijakan usia pensiun yang terus naik, Roswita menegaskan bahwa aturan ini merupakan wewenang pemerintah yang telah melalui kajian mendalam sebelum diundangkan. "BPJS Ketenagakerjaan hanya menjalankan," katanya.

Berdasarkan data yang Bisnis kumpulkan, kebijakan ini juga sejalan dengan tren global, di mana usia pensiun terus disesuaikan. Beberapa negara yang menerapkan kebijakan serupa adalah Belanda dengan usia pensiun 67 tahun pada 2024, Prancis 67 tahun, Vietnam 61 tahun, dan China 63 tahun pada tahun yang sama.

Sampai dengan akhir Desember 2024, BPJS Ketenagakerjaan juga telah membayarkan manfaat Jaminan Pensiun sebesar Rp1,64 triliun kepada 115.123 peserta atau ahli waris.


Rugikan Pekerja

Lembaga Swadaya Masyarakat BPJS Watch meminta pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 45/2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (JP) ini. Peraturan tersebut menjadi dasar kenaikan usia pensiun dan mengatur peserta jaminan sosial yang bisa mendapatkan manfaat program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menjelaskan usia pensiun pekerja swasta ditetapkan di dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pemberi kerja dengan pekerja atau di dalam peraturan perusahaan tempat pekerja dipekerjaan.

Maka apabila pekerja yang sudah memasuki usia pensiun di suatu perusahaan masih di bawah usia pensiun yang diatur di dalam PP 45/2015, maka pekerja tersebut belum dapat mencairkan manfaat dari program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan. Di sisi lain, usia pensiun di dalam PP 45/2015 diatur akan naik satu tahun setiap tiga tahun hingga nanti mencapai 65 tahun. 

"Itu yang menjadi persoalan setiap tiga tahun naik. Sekarang di 2025 [usia pensiun sesuai PP45/2015 jadi] 59 tahun, pada saat 2025 ada pekerja di PT A usia pensiun disebut di PKB 56 tahun dia pensiun, dia mendapat manfaat pensiunnya di usia 59 tahun, berarti dia menunggu 3 tahun," kata Timboel kepada Bisnis, Senin (6/1/2025).

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper