Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) memproyeksikan bisnis emas yang terdiri dari cicil emas, gadai emas, dan tabungan emas dapat bertumbuh di kisaran 11% hingga 12% secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I/2025 ini.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan bahwa target tersebut menjadi bentuk optimisme BSI seiring dengan keluarnya izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menjalankan kegiatan usaha bullion bank alias bank emas.
"Dengan diperolehnya izin kegiatan usaha bulion dari regulator, kami akan terus berinovasi menciptakan ekosistem bisnis emas yang lebih komprehensif,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Dia menjelaskan, pertumbuhan produk cicil emas BSI tercatat sebesar 174,32% secara tahunan menjadi Rp6,44 triliun pada Januari 2025.
Menurut Anton, pertumbuhan itu didorong oleh harga logam mulia emas yang terus naik, serta layanan solusi digital yang dihadirkan BSI.
“Harga emas yang terus menguat dan kemudahan transaksi melalui aplikasi BYOND menjadi pendorong bisnis emas di BSI terus tumbuh positif dan solid,” tuturnya.
Baca Juga
Terkait rencana ke depan, dia menyebut bahwa BSI tengah berfokus mendalami bisnis cicil emas dan gadai emas, khususnya untuk kalangan nasabah muda. Jumlah nasabah kedua produk ini mencapai lebih 471.000 yang didominasi oleh kalangan gen Z dan milenial.
Menurut Anton, nasabah dengan kelompok usia ini adalah segmen potensial yang mulai mengenal investasi dan dapat mendiversifikasi portofolio investasi mereka pada masa mendatang.
Adapun, sepanjang 2024 lalu, BSI membukukan total Rp12,8 triliun dari gadai emas dan cicil emas. Realisasi ini tumbuh 78,17% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, Presiden Prabowo Subianto juga telah mengumumkan peresmian bank emas pertama di Indonesia akan dilakukan pada Rabu (26/2/2025) besok.
Menurut eks Danjen Kopassus ini, bank emas akan memberikan solusi untuk pengelolaan cadangan emas dalam negeri, sehingga Indonesia dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya.
"Selama ini kita tidak punya bank untuk emas kita. Emas kita banyak ditambang dan mengalir ke luar negeri. Kami ingin sekarang memiliki bank khusus untuk emas di Indonesia," ujarnya di Istana Merdeka, Senin (17/2/2025).