Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berharap cadangan devisa Tanah Air semakin meningkat ke level US$189,47 miliar pada 2029 atau hingga akhir pemerintahan Prabowo Subianto.
Target tersebut tercantum dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang menjadi acuan Prabowo dalam bekerja selama lima tahun ke depan.
Dokumen tersebut menyampaikan kenaikan cadangan devisa tersebut sejalan dengan kinerja perdagangan internasional yang membaik dan akan mendorong penguatan stabilitas eksternal.
“Tercermin melalui defisit transaksi berjalan yang dijaga rendah dan peningkatan cadangan devisa selama tahun 2025-2029,” tulis dokumen tersebut, dikutip pada Jumat (7/3/2025).
Baca Juga : Cadangan Devisa Februari 2025 Turun jadi US$154,5 Miliar, Efek BI Rajin Intervensi Rupiah |
---|
Cadangan devisa pada akhir Februari 2025 tercatat mengalami penurunan menjadi US$154,5 miliar dari Januari 2025 yang mencatatkan rekor all time high pada level US$156,1 miliar.
Penurunan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Adapun untuk meningkatkan kinerja perdagangan internasional dalam lima tahun ke depan, akan diarahkan untuk meningkatkan daya saing ekspor, yang dikompetisikan secara global untuk memperluas pangsa pasar barang dan jasa bernilai tambah tinggi, serta memperkuat partisipasi dan daya tawar ekonomi Indonesia dalam rantai nilai global.
Peningkatan ekspor barang pada 2025-2029 akan didukung oleh ekspor produk berteknologi menengah tinggi, ekspor produk penyerap tenaga kerja tinggi, serta ekspor produk pertanian, perikanan, dan industri berbasis sumber daya alam seiring dengan berlanjutnya program hilirisasi dan industrialisasi yang mendorong kompleksitas produk ekspor.
Sementara untuk tahun ini, cadangan devisa diharapkan mengalami kenaikan dan dapat mencapai US$162,4 miliar. Artinya, pemerintah perlu menambah cadangan devisa senilai US$7,9 miliar untuk tahun ini dan US$34,97 miliar hingga akhir 2029.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan cadangan devisa Indonesia dapat bertambah hingga US$80 miliar per tahun melalui aturan baru Peraturan Pemerintah (PP) No.8/2025 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Dengan kata lain, harapan pemerintah dapat tercapai lebih cepat dengan adanya kebijakan DHE SDA 100% yang berlaku per 1 Maret 2025.
Meski demikian, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya menekankan pihaknya tidak menargetkan besaran cadangan devisa.
Hal terpenting bagi pihaknya, yakni menjaga kecukupan cadangan devisa dengan mengacu pada standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Per akhir Februari, cadangan devisa senilai US$154,5 miliar setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Artinya, masih berada di atas standar.
“Buat Bank Indonesia ini bukan sesuatu yang ditargetkan. Cadangan devisa ini kita tujuannya adalah bagaimana menjaga kecukupan. Jadi, kecukupan cadangan debisa ini yang selalu kita upayakan,” tuturnya dalam Taklimat Media, Kamis (6/3/2025).
Untuk diketahui, cadangan devisa atau foreign exchange reverse merupakan aset negara dalam bentuk mata uang asing. Cadangan devisa dipegang oleh bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia.
Cadangan devisa merupakan cadangan dalam satuan mata uang asing yang dipelihara oleh bank sentral untuk memenuhi kewajiban keuangan karena adanya transaksi internasional (reserve currency).
Cadangan devisa digunakan untuk intervensi pasar valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik, membayar utang luar negeri, serta memenuhi kebutuhan impor.
Berikut Tren Cadangan Devisa 2015-2025
Tahun | Cadangan Devisa (US$, miliar) |
---|---|
2015 | 105,93 |
2016 | 116,36 |
2017 | 130,2 |
2018 | 120,65 |
2019 | 129,18 |
2020 | 135,9 |
2021 | 144,9 |
2022 | 137,23 |
2023 | 146,38 |
2024 | 155,7 |
2025* | 154,5 |