Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank pelat merah kian memantapkan pengembangan aplikasi terintegrasi untuk menggenjot bisnis wholesale mereka. Momentum digitalisasi dimanfaatkan sebagai motor utama dalam meningkatkan layanan perbankan, khususnya untuk nasabah korporasi.
Apalagi, bisnis segmen korporasi hingga kini masih menunjukkan pertumbuhan yang solid di tengah tantangan ekonomi domestik dan global. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa kredit perbankan ke segmen korporasi tumbuh 15,88% secara tahunan (year on year/YoY) pada Februari 2025. Sementara, secara industri pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,30% YoY pada periode yang sama.
Tiga bank BUMN yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah terlebih dahulu memiliki platform khusus nasabah korporasi. BNI memiliki BNIdirect, BRI menyediakan layanan QLola by BRI, sedangkan Bank Mandiri mengandalkan aplikasi Kopra by Mandiri.
Bank pelat merah lainnya enggan tertinggal. Anak usaha Bank Mandiri yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga mengembangkan layanan digital bagi segmen wholesale melalui aplikasi BEWIZE by BSI.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan BEWIZE by BSI memberikan layanan terintegrasi bagi para nasabah korporasi dan perusahaan komersial, usaha kecil dan menengah, institusi, hingga lembaga pemerintah.
“Nasabah dapat mengakses layanan cash management, value chain, dan foreign exchange dengan mudah, tepat, dan aman. Saat ini layanan-layanan tersebut sudah dimanfaatkan oleh nasabah melalui platform new cash management dan digital value chain secara mandiri atau terpisah, tapi dengan BEWIZE semua kami satukan menjadi integrated single sign-on platform,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (19/3/2025).
Menurutnya, segmen wholesale telah menjadi salah satu motor pertumbuhan bisnis BSI, tecermin dari portofolio pembiayaan segmen tersebut yang mencapai 27,73% dari total pembiayaan perseroan pada 2024.
Dia juga menilai bahwa pengelolaan transaksi keuangan mencakup efisiensi dan integrasi layanan, yang mana dapat ditingkatkan dengan adanya digitalisasi. Platform BEWIZE by BSI menjadi salah satunya.
“Dengan semakin banyaknya perusahaan dan institusi yang mempercayakan kebutuhan transaksi mereka kepada kami, selama 2024 segmen Wholesale BSI menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan total pembiayaan mencapai Rp77,2 triliun, tumbuh sebesar 14,37% secara year on year [YoY],” jelasnya.
Adapun, berikut strategi bank-bank pelat merah dalam pengembangan aplikasi nasabah korporasi:
Bale Korpora by BTN
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berencana meluncurkan aplikasi Bale Korpora by BTN. Selain meningkatkan layanan bisnis wholesale, perseroan juga membidik peningkatan komposisi dana murah di tengah tren mahalnya biaya dana melalui platform ini.
Direktur Distribution & Institutional Funding BTN Jasmin menuturkan bahwa Bale Korpora dicanangkan menjadi platform terintegrasi untuk bisnis wholesale banking yang akan memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi untuk keperluan usaha.
Dia mengatakan, aplikasi menjadi pintu masuk terhadap seluruh layanan wholesale BTN, yaitu cash management, e-Guarantee, financial supply chain management, dan lain-lain. Sebelumnya, layanan ini dikembangkan dalam platform berbeda-beda.
“Nasabah akan merasa lebih mudah dan nyaman mengelola keuangan karena hanya perlu satu kali log-in atau single sign-on melalui Bale Korpora untuk menikmati seluruh layanan wholesale BTN tanpa harus berpindah platform," katanya di Menara BTN 1, Jakarta, dikutip Kamis (13/3/2025).
Jasmin berharap dapat menggenjot pendanaan dari Bale Korpora hingga Rp90 triliun atau bertumbuh lebih dari 50% secara year-on-year. Sementara itu, jumlah pengguna Bale Korpora diharapkan dapat mencapai 21.000 pada akhir tahun ini.
BNIdirect
BNI melaporkan pertumbuhan nilai transaksi untuk segmen nasabah korporasi dan bisnis sebesar 23,2% YoY menjadi Rp7.931 triliun per Desember 2024. Dari angka tersebut, 84% nilai transaksi berasal dari layanan cash management BNI, yaitu BNIdirect cash.
Direktur Digital and Integrated Transaction Banking BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan bahwa permintaan terhadap solusi digital cash management terus meningkat, seiring dengan digitalisasi proses keuangan berbagai industri dalam beberapa tahun ke belakang.
“Di tahun 2025, kami optimis bahwa kebutuhan akan cash management yang menjamin keamanan dan memberikan efisiensi akan semakin meningkat. Target volume transaksi kami tahun ini diharapkan mencapai lebih dari 20% melalui platform BNIdirect cash,” katanya dalam keterangan resmi.
Pihaknya mencatat bahwa jumlah nasabah korporasi dan bisnis BNI meningkat lebih dari 14% sepanjang tahun lalu. Dengan adanya berbagai layanan dalam aplikasi BNIdirect, dia berharap agar nasabah perusahaan dapat mengelola keuangan dengan lebih lancar dan terorganisir, sehingga bisnis mereka dapat berkembang.
Paolo menyebut bahwa pengembangan BNIdirect akan terus dilakukan guna memberikan layanan terbaik bagi nasabah korporasi dan bisnis.
“Hal ini kami lakukan untuk mendukung transformasi digital di sektor keuangan dan membantu nasabah korporasi dan bisnis tumbuh lebih cepat di era digital,” paparnya.
QLola by BRI
BRI juga melaporkan bahwa platform QLola by BRI membukukan transaksi sebesar Rp8.400 triliun hingga 2024 dan berkontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan non-bunga.
Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto menyebut bahwa volume transaksi terus bertumbuh sejak QLola diluncurkan pada Desember 2022.
"Pencapaian ini mencerminkan tingginya adopsi layanan digital BRI oleh nasabah korporasi serta peran QLola sebagai solusi utama dalam transaksi perbankan digital," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).
Sepanjang 2024, pihaknya mencatat transaksi nasabah melalui platform QLola Cash terus meningkat, dengan volume cash management tumbuh 19,13% secara tahunan. Fee-based income dari layanan tersebut juga meningkat 3,80% YoY.
Agus mengatakan, perseroan menargetkan QLola by BRI sebagai Top of Mind dalam perbankan digital. Strategi ini diperkuat melalui pemasaran yang agresif, perluasan ekosistem digital, serta penguatan kehadiran di pasar.
Sejalan dengan strategi digitalisasi, BRI terus melakukan ekspansi global dengan menambah layanan lintas mata uang dan lintas negara untuk memenuhi kebutuhan nasabah internasional. Selain itu, optimalisasi User Experience (UX) dilakukan dengan menghadirkan antarmuka yang lebih intuitif guna mempermudah navigasi pengguna.
Ke depan, dia mengatakan BRI akan terus berupaya menjaga relevansi dengan kebutuhan nasabah. Pengembangan fitur baru, seperti simulasi pembiayaan berbasis analitik data dan pelaporan risiko yang lebih komprehensif, akan semakin memperkuat layanan QLola. "Di saat yang sama, BRI juga mengedepankan penguatan keamanan digital melalui teknologi enkripsi terbaru guna melindungi data nasabah,” pungkasnya.
Kopra by Mandiri
Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kinerja aplikasi khusus segmen korporasi dan bisnis mereka, yakni Kopra by Mandiri sepanjang 2024.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyebut bahwa layanan Kopra by Mandiri merupakan bagian dari digitalisasi yang menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia.
"Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia," katanya dalam paparan kinerja keuangan Bank Mandiri 2024, belum lama ini.
Dia menjabarkan, Kopra by Mandiri telah mengelola transaksi senilai Rp22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17% YoY pada tahun lalu. Realisasi itu diperoleh dari frekuensi transaksi yang mencapai 1,3 miliar transaksi, naik 21% secara tahunan.
Ke depannya, menurut Darmawan, platform ini akan terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada segmen korporasi dan bisnis dengan berbagai fitur yang semakin terintegrasi.