Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Laba Bank Jumbo, Mandiri (BMRI) hingga CIMB Niaga (BNGA)

Sejumlah bank jumbo atau bank dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV telah merilis laporan keuangan kuartal I/2025. Simak ulasannya!
Patricia Yashinta Desy Abigail, Annisa Sulistyo Rini
Rabu, 30 April 2025 | 10:29
Ilustrasi keuntungan bank. /Freepik
Ilustrasi keuntungan bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank jumbo atau bank dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV telah merilis laporan keuangan kuartal I/2025.

Perbankan raksasa seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), hingga PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) telah merilis kinerja mereka, BCA.

Sebagian bank mempertahankan performa solid dengan pertumbuhan laba pada tiga bulan pertama tahun ini. Di sisi lain, dua bank tercatat mengalami koreksi kinerja laba.

Berikut ulasan singkat kinerja bank jumbo pada kuartal I/2025

Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.  (BMRI) membukukan laba konsolidasian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,87 triliun pada kuartal I/2025. Capaian ini naik 3,89% dibandingkan kuartal I/2024 yang sebesar Rp12,7 triliun.

Dalam laporan keuangan yang dirilis melalui situs resmi Bank Mandiri, Selasa (29/4/2025), pendapatan bunga bersih dan syariah tercatat sebesar Rp39,62 triliun, tumbuh 11,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,53 triliun.

Namun, beban bunga syariah juga mengalami kenaikan menjadi Rp14,12 triliun dari sebelumnya Rp11,34 triliun. Dengan demikian, pendapatan bunga dan syariah bersih tercatat sebesar Rp25,5 triliun, naik dari Rp24,18 triliun pada kuartal I/2024.

Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan  0,12% menjadi Rp1.625,28 triliun hingga kuartal I/2025, dibandingkan dengan Rp1.623,21 triliun pada kuartal I/2024.

Seiring pertumbuhan tersebut, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sedikit membaik menjadi 1,01% dari sebelumnya 1,02%, sementara NPL net naik tipis menjadi 0,35% dari 0,33%.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun hingga kuartal I/2025 mencapai Rp1.748,71 triliun, tumbuh signifikan 58,9% secara year-to-date (ytd) dari posisi Desember 2024 sebesar Rp1.099,9 triliun.

BCA

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) dan entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp14,1 triliun sepanjang kuartal I/2025. Raihan tersebut tumbuh 9,8% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang senilai Rp12,9 triliun.

Dalam paparan kinerja pada Rabu (23/4/2025), Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan kinerja tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

"Momentum ramadan dan Idulfitri berdampak positif ke kinerja kredit BCA. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan. Seiring tingginya antusiasme masyarakat pada BCA Expoversary 2025, kami memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025," ujarnya.

Pada kuartal I/2025, BBCA membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,6% YoY menjadi senilai Rp941 triliun. Kenaikan kredit tersebut didukung oleh pendanaan berkelanjutan dengan pertumbuhan CASA sebesar 8,3% YoY menjadi Rp979 triliun. Total DPK BCA tercatat naik 6,5% YoY mencapai Rp1.193 triliun. 

Dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1% YoY menjadi Rp21,1 triliun. Pendapatan selain bunga naik 8,1% YoY mencapai Rp6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp27,9 triliun tumbuh 7,4% YoY.

BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau (BBNI) mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,38 triliun per kuartal I-2025. Laba perseroan naik 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,32 triliun.

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan kemampuan perusahaan menumbuhkan bisnis terjadi di tengah dinamika dan tantangan ketidakpastian global.

”Pencapaian kinerja keuangan BNI pada kuartal I-2025 mencerminkan pertumbuhan kredit yang sehat serta keberhasilan dari transformasi digital yang turut mendukung peningkatan tabungan,” kata Paolo dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).

Dalam periode tiga bulan pertama pada 2025 ini, BNI mencatat pertumbuhan kredit dan tabungan masing-masing sebesar 10,1% dan 10,2% secara tahunan (YoY).

Secara lebih rinci, total penyaluran kredit BNI mencapai Rp765,47 triliun, didorong oleh segmen korporasi yang tumbuh 16% sepanjang tahun (year on year/yoy) menjadi Rp433,4 triliun. Di dalamnya, pembiayaan ke sektor swasta dan institusi naik 17% menjadi Rp317,1 triliun.

Sementara itu, kredit ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 13,3% menjadi Rp116,3 triliun. Segmen konsumer menjadi kontributor terbesar kedua setelah korporasi dengan pertumbuhan sebesar 13% yoy menjadi Rp144,9 triliun.

Secara keseluruhan, komposisi kredit BNI didominasi segmen korporasi sebanyak 56,6% dari total pembiayaan, disusul oleh segmen konsumer 18,9%, kredit ke segmen menengah dan kecil masing-masing 12,6% dan 9,6%.

Dia menilai pertumbuhan kredit BNI secara konsolidasi pada kuartal I-2025 telah sesuai dengan target yang ditetapkan sepanjang tahun ini. Dari sisi kualitas aset, rasio non-performing loan (NPL) terjaga di level 2%.

BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan laba bersih konsolidasian periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik Rp13,67 triliun per kuartal I/2025.

Capaian laba ini turun 13,92% secara year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar Rp15,88 triliun. 

Mengacu laporan keuangan yang diterbitkan harian Bisnis Indonesia, Rabu (30/4/2025), pendapatan bunga BRI turut mengalami penurunan 1,51% menjadi Rp49,83 triliun per kuartal I/2025 dari Rp50,6 triliun pada kuartal I/2024. 

Namun demikian, beban bunga terkikis 0,88% menjadi Rp13,98 triliun dari Rp14,11 triliun. Sehingga pendapatan bunga bersih BRI mencapai Rp35,85 triliun dari Rp36,49 triliun setahun sebelumnya. 

Turunnya laba perseroan diakibatkan adanya kenaikan kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment 14,58% jadi Rp12,27 triliun per kuartal I/2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp10,71 triliun. 

Selain itu adanya kenaikan pencadangan untuk mengantisipasi kerugian dari kredit yang disalurkan perusahaan sebesar 0,84% menjadi Rp81,57 triliun per kuartal I/2025 dibanding kuartal I/2024 yang sebesar Rp80,89 triliun

BRI turut membukukan penyaluran kredit Rp1.314,59 triliun, tumbuh 1,25% per kuartal I/2024 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1.298,31 triliun. Adapun penyaluran kredit untuk UMKM sebesar Rp1.126,02 triliun. 

Peningkatan penyaluran kredit dibarengi dengan adanya penurunan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross BRI sebanyak 13 basis poin menjadi 3,14% di kuartal I/2025 dari 3,27% setahun sebelumnya. Adapun NPL net BRI hingga 31 Maret 2025 mencapai 0,89%, turun dari 1%. 

CIMB Niaga

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) membukukan laba konsolidasian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,8 triliun pada kuartal I/2025. Capaian ini naik tipis 7,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dimuat di harian Bisnis Indonesia, Selasa (29/4/2025), kenaikan laba CIMB Niaga didorong oleh pendapatan bunga yang mencapai Rp6,23 triliun, tumbuh 6,65% dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp5,84 triliun.

Di sisi lain, beban bunga tercatat sebesar Rp2,91 triliun, meningkat 13,8% dari Rp2,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih CIMB Niaga tercatat sebesar Rp3,31 triliun hingga akhir Maret 2025.

Dari sisi penyaluran kredit, CIMB Niaga mencatatkan pertumbuhan sebesar 2% menjadi Rp171,07 triliun hingga kuartal I/2025, dibandingkan sebelumnya Rp167,71 triliun.

Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross turun menjadi 1,85% dari 2,17% pada periode sebelumnya. Adapun NPL net tercatat 1,88%, membaik dari sebelumnya 2,17%.

Permata

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp788,97 miliar pada kuartal I/2025.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp807,31 miliar, laba perseroan mengalami penurunan sebesar 2,27% secara tahunan (year on year/YoY).

Dikutip dari laporan keuangan Bank Permata, pendapatan bunga bersih pada periode yang berakhir pada 31 Maret 2025 terjadi peningkatan 1,64% YoY dari Rp2,49 triliun menjadi Rp2,53 triliun.

Pendapatan bunga Bank Permata tumbuh 2,80% YoY menjadi Rp4,26 triliun. Namun, pertumbuhan ini diiringi dengan kenaikan beban bunga 4,55% YoY menjadi Rp1,73 triliun.

Kemudian, beban operasional selain bunga bersih naik 4,74% YoY menjadi Rp1,51 triliun, yang salah satunya dikontribusi oleh kenaikan impairment menjadi Rp628,03 miliar dari Rp461,42 miliar.

Dari fungsi intermediasi, BNLI membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp156,6 triliun selama tiga bulan pertama 2025. Nilai ini meningkat 6,0% YoY dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang sebesar Rp147,8 triliun.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper