Bisnis.com, JAKARTA – Daya beli masyarakat yang melemah tecermin dari performa kredit konsumsi yang melambat per April 2025. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 8,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp2.238,3 triliun pada bulan keempat tahun ini.
Realisasi itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 9,2% YoY pada bulan sebelumnya, sekaligus menjadi yang terendah sejak awal tahun.
Berdasarkan data Analisis Uang Beredar BI, pelambatan terjadi di semua jenis kredit konsumsi yakni kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit multiguna.
Pertumbuhan KKB pada April 2025 tercatat sebesar 4,3% YoY dengan total penyaluran kredit senilai Rp143,7 triliun. Angka ini turun dari pertumbuhan 6% YoY dan nilai kredit Rp144,9 triliun pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, laju pertumbuhan KPR juga melembam dari 8,9% YoY menjadi 8,5% YoY pada April 2025, dengan total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp806,9 triliun.
Pelambatan tipis terjadi pada komponen kredit multiguna yang tumbuh 9,6% YoY menjadi Rp1.287,7 triliun pada April 2025. Pada bulan lalu, penyaluran kredit multiguna tercatat tumbuh 9,7% YoY dengan nilai Rp1.284,9 triliun.
Baca Juga
Sebelumnya, sejumlah bank menyatakan bahwa pelemahan daya beli masyarakat maupun pelambatan kinerja industri berpengaruh terhadap performa kredit.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) yang memiliki portofolio besar di pembiayaan kendaraan memandang adanya pelambatan industri otomotif. Chief Strategy Officer Bank Danamon Reza menyebut bahwa hal itu menjadi salah satu tantangan industri perbankan pada awal tahun ini.
“Meskipun terdapat tantangan di industri secara umum, seperti pengetatan NIM [margin bunga bersih] dan pelambatan di industri otomotif, Danamon tetap membukukan pendapatan operasional yang stabil di Rp4,7 triliun,” katanya.
Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mengidentifikasi adanya pelambatan kredit konsumsi, kendati tak terjadi pada semua komponen pembiayaan.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi menilai, pada bulan-bulan awal tahun ini terdapat banyak momentum hari libur yang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat penjualan.
“Untuk KPR, kami melihat perlambatan pertumbuhan. Namun, untuk kredit konsumsi lainnya masih mencatat pertumbuhan double digit,” kata pria yang akrab disapa Dede itu.