Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran pembiayaan non-bank per April 2025 menunjukkan pertumbuhan positif. Piutang pembiayaan industri multifinance tumbuh 3,67% year on year (YoY) menjadi Rp504,18 triliun, sedangkan outstanding pembiayaan pinjaman online atau fintech P2P lending tumbuh 29,01% YoY menjadi Rp80,94 triliun.
Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, merinci kinerja pembiayaan masing-masing industri berdasarkan bisnis syariah dan konvensional.
"Piutang pembiayaan multifinance syariah per April 2025 meningkat sebesar 8,04% YoY menjadi Rp28,76 triliun, sedangkan piutang pembiayaan konvensional mencapai Rp475,42 triliun," kata Agusman dalam jawaban tertulis, Rabu (4/6/2025).
Adapun market share pembiayaan multifinance syariah terhadap total pembiayaan industri multifinance mencapai 5,7%.
Berbeda dengan multifinance syariah, penyaluran pinjaman dari P2P lending alias pinjaman online (pinjol) syariah dalam periode ini mengalami kontraksi.
Agusman menjabarkan, penyaluran pembiayaan P2P lending syariah per April 2025 terkontraksi 14,41% YoY menjadi Rp1,01 triliun, sedangkan piutang pembiayaan P2P lending konvensional sebesar Rp79,93 triliun.
Baca Juga
"Adapun market share pembiayaan P2P syariah adalah sebesar 1,24% dari total pembiayaan P2P," ujarnya.
OJK melihat peluang pembiayaan syariah dari lembaga keuangan non-bank masih terbuka lebar. Bicara ihwal potensi yang ada, laporan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 menyebutkan bahwa ekonomi halal dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar US$5,1 miliar atau sekitar Rp72,9 triliun per tahun melalui peluang ekspor dan investasi.
Agusman melihat potensi besar dalam industri halal Tanah Air bisa menjadi ceruk pasar segar bagi industri multifinance dan fintech P2P lending syariah.
"Dengan terbukanya potensi pengembangan pembiayaan pada sektor-sektor produktif syariah, industri P2P dan multifinance memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan valuasi ekonomi halal nasional secara proporsional, seiring dengan perluasan ruang ekspansi dan penguatan sinergi dalam ekosistem halal," pungkasnya.