Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat tren penurunan penyaluran kredit ke sektor batu bara. Meski demikian, pembiayaan ke sektor energi fosil tersebut belum dihentikan sepenuhnya seiring dengan kebutuhan listrik nasional yang masih bergantung pada batu bara di masa transisi menuju energi baru terbarukan (EBT).
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan saat ini realisasi kredit batu bara hanya berkisar di bawah 3% dari total portofolio kredit BCA. Angka tersebut menunjukkan penurunan secara nominal dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Realisasi kredit batu bara saat ini berkisar di bawah 3% dari total portofolio kredit di BCA, secara nominal trennya cenderung menurun dibanding tahun lalu," ujar Hera kepada Bisnis, Senin (16/6/2025).
Hera menegaskan bahwa pembiayaan ke sektor batu bara dilakukan secara selektif dan tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian serta ketentuan hukum yang berlaku. Fokus utama pembiayaan ini adalah mendukung penyediaan pasokan listrik bagi masyarakat, terutama di wilayah yang belum terjangkau oleh energi terbarukan.
“Pembiayaan di sektor batu bara dilakukan dalam rangka mendukung penyediaan pasokan listrik bagi masyarakat di seluruh pelosok,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hera menjelaskan bahwa BCA memahami pentingnya peran sektor keuangan dalam memperkuat ketahanan energi nasional sembari mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Oleh karena itu, BCA juga berkomitmen untuk terus meningkatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan.
Baca Juga
“BCA senantiasa memperhatikan dan mengelola dampak lingkungan dari kegiatan bisnis perusahaan dengan kebijakan pembiayaan yang bertanggung jawab,” tuturnya.
Dalam jangka panjang, Hera menilai bahwa prospek industri batu bara sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dan dinamika geopolitik yang berdampak pada pasokan energi dunia.
“Prospek industri batu bara ke depan akan bergantung kepada perekonomian global dan dinamika geopolitik yang memengaruhi pasokan energi global,” ujarnya.