Bisnis.com, JAKARTA — Maluku Utara menjadi provinsi yang mencatatkan pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan multifinance paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di wilayah Indonesia timur pada kuartal I/2025.
Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan industri multifinance sepanjang kuartal I/2025 yang tersalurkan di wilayah Indonesia Timur mencapai Rp59,78 triliun atau mencapai 11,1% dari total pembiayaan.
Kendati porsinya terbilang kecil, pembiayaan multifinance di Indonesia Timur tumbuh 7,4% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Di sisi lain, pembiayaan multifinance di Pulau Jawa pada kuartal I/2025 tercatat sebesar Rp299,77 triliun atau mencapai 55,6% dari total pembiayaan industri. Kendati nilainya lebih besar dibandingkan dengan Indonesia timur, pertumbuhan pembiayaan di Pulau Jawa lebih rendah hanya sekitar 5% (YoY).
Praktisi dan pengamat industri pembiayaan, Jodjana Jody menilai pembiayaan di luar Pulau Jawa secara total lebih baik dikarenakan pertumbuhan ekonomi daerahnya yang lebih tinggi.
“Misalnya seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Seperti diketahui, daerah tersebut kaya akan sumber daya alam sehingga ekonominya tumbuh di atas pertumbuhan PDB [produk domestik bruto] nasional sejak dua tahun lalu,” kata Jody kepada Bisnis, dikutip Minggu (22/6/2025).
Adapun, sejumlah provinsi di wilayah Indonesia timur mencatatkan pertumbuhan pembiayaan multifinance yang tinggi sepanjang kuartal I/2025. Secara akumulasi, pertumbuhan pembiayaan di wilayah Indonesia timur lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penyaluran di Pulau Jawa.
Selain Provinsi Maluku Utara dengan pertumbuhan 20,80% (YoY) pada kuartal I/2025, Provinsi Papua menduduki peringkat kedua yang mencatat pertumbuhan pembiayaan multifinance sebesar 18,23% (YoY).
Berikutnya di urutan ketiga adalah Provinsi Aceh yang mencatat pertumbuhan 14,42% (YoY), disusul urutan keempat Provinsi Sulawesi Tengah dengan pertumbuhan 14,36% (YoY), dan yang berada di posisi kelima adalah Provinsi Gorontalo dengan pertumbuhan 12,63% (YoY).
Dalam periode Januari—Maret 2025, sejumlah provinsi di Indonesia Timur juga ada yang tercatat mengalami kontraksi, antara lain Provinsi Sulawesi Barat yang terkontraksi 1,92% (YoY) dan Provinsi Papua Barat yang mengalami koreksi 3,60% (YoY).
Menurut Jody, perusahaan leasing tetap haru selektif mendanai sektor-sektor tertentu guna menjaga non performing financing (NPF) tetap terjaga di bawah 5% sesuai dengan ambang batas yang diatur regulator.
“Untuk menjaga NPF, tentu pembiayaan harus jeli melihat sektor apa yang tumbuh di wilayah timur, jadi tidak bisa asal seluruh segmen digarap,” ujarnya.