Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BJB Syariah tengah mempersiapkan diri untuk melantai di bursa dalam beberapa tahun ke depan. Perseroan menargetkan dana segar Rp1,2 triliun dari aksi korporasi tersebut untuk memperkuat permodalan dan mendukung ekspansi bisnis.
Direktur Utama Bank BJB Syariah Arief Setyahadi menyampaikan bahwa rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) merupakan bagian dari strategi inti perseroan dalam jangka menengah.
"Sangat serius. Jadi itu salah satu dari core plan kami. Insyaallah secara bertahap. Kami mempersiapkan dulu fondasi kami, apalagi dengan sukuk yang terbit hari ini otomatis ekspansi kami akan terus meningkat. Sehingga harapan kami 2027 atau 2028 insyaallah kita akan naik lebih," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Arief menyebut, BJB Syariah menargetkan dana segar sekitar Rp1,2 triliun dari aksi IPO mendatang. Nilai tersebut dibutuhkan untuk mendongkrak modal inti perseroan menjadi Rp3 triliun, dari posisi saat ini sekitar Rp1,8 triliun.
"Mungkin sekitar Rp1 triliun lebih karena kan saat ini modal kami itu sekitar Rp1,8 triliun. Jadi untuk mencapai Rp3 triliun berarti sekitar Rp1,2 triliun lah ya," jelasnya.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa dana hasil IPO nantinya akan digunakan untuk beberapa kebutuhan strategis, mulai dari ekspansi pembiayaan, pengembangan jaringan kantor, hingga transformasi digital.
Baca Juga
"Kalau kami nanti rencana kredit otomatis. Kemudian ekspansi jaringan, kita juga sama. Kemudian juga pengembangan IT, digitalisasi untuk mensupport daripada internal kami juga," ujarnya.
Langkah IPO ini dinilai menjadi bagian penting dalam memperkuat posisi Bank BJB Syariah sebagai bank syariah daerah yang adaptif dan kompetitif di tengah dinamika industri keuangan nasional.