BJB Syariah Membukukan Kinerja Positif di Tengah Kondisi yang Menantang

Bank BJB Syariah mencatat kinerja positif di paruh pertama 2025 dengan laba bersih Rp27,07 miliar, naik 16,81% dari tahun sebelumnya, meski ekonomi menantang.
Petugas bank bjb syariah melayani nasabah di ruang layanan kantor cabang, sebagai bagian dari komitmen meningkatkan kualitas pelayanan perbankan syariah. bank bjb syariah kini membukukan kinerja yang positif di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Petugas bank bjb syariah melayani nasabah di ruang layanan kantor cabang, sebagai bagian dari komitmen meningkatkan kualitas pelayanan perbankan syariah. bank bjb syariah kini membukukan kinerja yang positif di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Ringkasan Berita
  • Bank BJB Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,07 miliar pada semester I 2025, meningkat 16,81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
  • Pertumbuhan penyaluran pembiayaan mencapai 11,93% menjadi Rp10,21 triliun, sementara total aset naik 12,92% menjadi Rp15,36 triliun.
  • Rasio keuangan menunjukkan perbaikan dengan ROA sebesar 0,45%, ROE 3,82%, dan penurunan NPF gross menjadi 3,85%.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jabar Banten Syariah atau bank bjb syariah pada paruh pertama tahun ini membukukan kinerja yang positif di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Fungsi intermediasi mampu tumbuh di atas rata-rata industri perbankan.

Berdasarkan laporan keuangan semester I tahun 2025, tercatat laba bersih bank bjb syariah sebesar Rp27,07 miliar meningkat 16,81% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp23,17 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut diperoleh dari kenaikan pendapatan penyaluran dana pembiayaan sebesar 12,43% (year-on-year/yoy) dari periode sebelumnya Rp489,94 miliar menjadi Rp550,85 miliar.

Sementara itu untuk pendapatan setelah bagi hasil mengalami pertumbuhan sebesar 0,53% dari Rp288,13 miliar pada Semester I/2024 menjadi Rp289,64 miliar pada Semester I/2025.

Meskipun pendapatan setelah bagi hasil tumbuh sebesar 0,53%, namun secara laba operasional perseroan mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,63% (yoy) sehingga laba perseroan sebelum pajak tumbuh sebesar 14,9%.

Dalam penyaluran pembiayaan, bank bjb syariah tercatat tumbuh sebesar 11,93% dari tahun 2024 senilai Rp9,12 triliun menjadi Rp10,21 triliun.

Kenaikan penyaluran pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK), membuat aset perusahaan mengalami kenaikan. Total aset bank bjb syariah pada enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp15,36 triliun. Aset tersebut naik 12,92% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,6 triliun.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada semester I/2025 sebesar 10,12% menjadi Rp11,02 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,01 triliun.

Kenaikan DPK didominasi oleh peningkatan simpanan deposito sebesar 34,85% (yoy) menjadi Rp7,63 triliun. Kontribusi deposito terhadap DPK mencapai 69,19%. Sementara itu, jumlah dana murah (current account saving account/CASA) tercatat sebesar Rp3,4 triliun atau berkontribusi 30,81% terhadap total DPK.

Rasio Keuangan BJB Syariah 

Indikator positif kinerja bank bjb syariah tercermin dari sejumlah rasio keuangan. Hal itu terlihat dari rasio profitabilitas yang mencatatkan nilai tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) sebesar 0,45% per Juni 2025.

Kemudian rasio tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 3,82%, naik dibandingkan semula sebesar 3,56%. Adapun rasio besaran pendapatan (net income/NI) tercatat 4,14%.

Di sisi lain, rasio kualitas aset bank bjb syariah mengalami perbaikan pada Juni 2025. Perseroan mencatatkan non-performing financing (NPF) gross sebesar 3,85%, lebih rendah dari periode sebelumnya 4,27%.

Sehingga NPF net perseroan tercatat di level 2,17% atau turun dari semula di 2,72%. Dari sisi efisiensi, bank bjb syariah membukukan rasio beban operasional terhadap beban operasional (BOPO) di level 94,29% atau lebih rendah dari semula di level 94,37%.

Sementara itu, rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat di level 18,33%. Adapun rasio likuiditas masih terjaga yang tecermin dari financing to deposit ratio (FDR) tercatat sebesar 91,4% per Juni 2024. Angka itu naik dari periode yang sama tahun sebelumnya di posisi 89,71%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto