Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) disebut berpeluang untuk kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 75 basis poin dalam beberapa waktu ke depan.
Hal itu disampaikan oleh Pranjul Bhandari, Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, pada media briefing yang diselenggarakan secara daring, Jumat (8/8/2025).
Pranjul mengatakan bahwa kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia sudah semakin longgar saat memasuki 2025. Indikatornya terlihat dari inflasi yang rendah serta nilai tukar rupiah yang stabil. Berkat situasi tersebut, dia menilai BI kini sudah mampu untuk memangkas suku bunga acuan.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (16/7/2025) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI Rate menjadi 5,25%. Keputusan BI terdiri dari penetapan deposit facility sebesar 4,5% dan suku bunga lending facility sebesar 6%. Keputusan itu diambil di tengah terjaganya inflasi dan relatif menguatnya nilai tukar rupiah.
Pranjul mencatat bahwa BI dalam beberapa triwulan belakangan ini sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin. Dia pun memperkirakan bank sentral akan bisa melakukan pemangkasan lebih jauh pada triwulan selanjutnya.
"Dan perasaan kami adalah suku bunga dapat dipangkas lebih jauh sekitar 75 basis poin selama dua hingga tiga kuartal berikutnya, menjadikan ini siklus pemotongan suku bunga yang dalam," ungkapnya pada media briefing yang diselenggarakan secara daring, Jumat (8/8/2025).
Baca Juga
Faktor itu menjadi penting, lanjutnya, karena kebijakan moneter BI akan diteruskan hingga ke di antaranya suku bunga kredit maupun deposit di perbankan. Jarak waktu dampak pemangkasan suku bunga acuan biasanya terjadi sekitar dua hingga tiga triwulan setelahnya.
Atas kebijakan tersebut, pertumbuhan kredit pun diperkirakan bakal mulai meningkat. Hal itu dinilai berdampak pada pertumbuhan ekonomi. "Ketika permintaan kredit mulai meningkat, PDB juga mulai meningkat," ungkap Pranjul.
Sebelumnya BI mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan berada pada level 7,77% secara tahunan (year on year/YoY) pada Juni 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa laju pertumbuhan itu lebih rendah dari torehan per Mei 2025 yang sebesar 8,43% YoY. Realisasi ini juga melanjutkan perlambatan yang mulai pada Maret 2025.
Apabila diperinci, pada Januari 2025, kredit masih tumbuh sebanyak double digit yakni 10,27% YoY dan Februari 2025 sebesar 10,30% YoY. Kemudian, torehan itu melambat mulai Maret 2025 sebesar 9,16%, dan berlanjut pada April dan Mei dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 8,88% dan 8,43%.
“Kredit perbankan pada Juni 2025 tumbuh sebesar 7,77% YoY, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2025 yang sebesar 8,43% YoY,” ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (16/7/2025).