Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada posisi 6,5%.
Deposit facility juga dipertahankan di 4,5% dan lending facility sebesar 7,0%.
Sementara itu, BI 7-day Repo Rate juga tidak dipangkas dan bertahan pada level 5,25%. Dengan begitu term structure operasi moneter BI untuk 7 hari sebesar 5,25%, 2 minggu sebesar 5,45%, 1 bulan sebesar 5,7%, 3 bulan sebesar 6,10%, 6 bulan 6,30%, 9 bulan 6,4%, dan 12 bulan 6,50%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Sagara mengatakan inflasi pada periode Ramadan cukup terkendali dan mendukung sasaran inflasi tahun ini pada 4%+-1%.
Penguatan rupiah juga sejalan aliran modal asing setelah sedikit terkoreksi akibat Brexit. Â Sistem keuangan tetap stabil dnegan ketahanan sistem perbankan yang terjaga.
"Dengan demikian suku bunga dan term structure (7 days repo rate) masih sama dengan bulan sebelumnya. BI memandang stabilitas makroekonomi tetap terjaga dengan inflasi, defisit dan rupiah yang cukup stabil," katanya, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Sebelumnya, mayoritas ekonom yang berhasil disurvei Bisnis memproyeksi akan ada pelonggaran moneter lanjutan pada bulan ini.Â
Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan suku bunga Indonesia saat ini tertinggi di Asia bersama dengan India. Namun, India memiliki tingkat inflasi yang jauh lebih tinggi yakni 5,7%.
Menurutnya, inflasi yang cenderung terkontrol di dalam negeri berpeluang untuk menjadi ruang penurunan suku bunga.
“Memang BI rate sudah turun 4 kali, tapi respons BI kan baru 6 bulan terakhir. Artinya itu sudah lambat, ketika 2015 negara-negara sudah pada pangkas suku bunga, kita belum,” ucapnya.
Sementara itu, pengusaha meyakini bank sentral akan memangkas 25 basis poin lagi suku bunga acuannya. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan transmisi kebijakan moneter ke depa akan lebih mudah terlebih BI akan menerapkan 7-day repo rate menjadi basis acuan.
“Justru dengan itu akan merefleksikan suku bunga yang bisa merepresentasikan kondisi pasarnya. Makanya akan bagus,” katanya.