Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai perbankan Indonesia perlu meningkatkan efisiensi dengan menekan net interest margin (NIM) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan kajian publik juga menyarankan perbankan untuk melakukan efisiensi sehingga biaya overhead-nya atau NIM bisa dikecilkan.
"Kami meyakini bahwa perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kondisi yang selama ini telah membuat menjalankan industri perbankan dengan sehat akan direspons dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit dan dana pihak ketiga," kata Agus selepas penyerahan hewan kurban di Kompleks Gedung Bank Indonesia, Jumat (1/9/2017).
Agus melihat penurunan di tingkat deposito itu lebih cepat, sementara bunga kredit agak lebih pelan.
"Karena kalau sampai terakhir, kalau suku bunga acuannya turun sapai 150 basis poin, itu untuk bunga kredit baru turun 75% dari 150 basis poin," tuturnya.
Dengan demikian, bunga kredit masih ada di rata rata 11,5%.
Baca Juga
"Jadi kita harapkan ini bisa terus berjalan."
Sejauh ini, BI memahami bunga kredit turun relatif pelan, karena memang ada peningkatan sedikit dari kredit bermasalah sehingga ini membuat bank agak hati-hati untuk mengelola portopolio kreditnya.
Kendati demikian, Agus menegaskan, BI tetap yakin jika deposit facility rate sudah turun, maka lending facility rate akan berangsur turun.