Berapakah Harga Nyawa Anda?
Abraham Runga Mali
Pernahkah Anda dikejar-kejar seorang agen asuransi? Tentu sangat menyebalkan.Terkadang Anda harus bermain kucing-kucingan. Ingat, pada saat Anda menyerah dan mempercayakan sepenuhnya pilihan asuransi pada seorang agen, keputusan itu bisa saja keliru.
Soalnya, seorang agen belum tentu mengenal kebutuhan dan mengetahui kemampuan membayar premi.Pengalaman sehari-hari sering menceritakan hal itu. Apalagi kalau si agen asuransi tidak memiliki pengetahuan investasi dan hanya bekerja untuk memenuhi sebuah target yang bernama komisi. Jangan pernah berpikir bahwa mereka akan melayani kepentingan nasabah dan menjawab kebutuhan si tertanggung secara tepat.Benar, bagi seseorang yang paham dengan investasi, asuransi jiwa itu sangat mendesak dan menjadi pilihan utama dalam merencanakan keuangan dalam keluarga.
Namun, betapa sangat disayangkan kalau Anda sendiri tidak mengetahui secara tepat berapa nilai pertanggungan yang dibutuhkan.Padahal, untuk urusan itu ada rumusan yang bisa dipelajari.Karena menyangkut perlindungan terhadap risiko kematian, sebenarnya Anda diminta untuk bisa menghitung sendiri secara tepat berapa harga nyawa Anda yang harus ditanggung oleh sebuah perusahaan asuransi.
Dengan demikian risiko kehilangan jiwa itu bisa digantikan asuransi saat Anda meninggal. Kalau begitu keluarga yang ditinggalkan tidak terpukul secara finansial saat Malekat Maut datang menjemput Anda.
Ilmu manajemen risiko memperkenalkan dua cara dalam menghitung kebutuhan asuransi jiwa. Pertama, yaitu dengan menghitung Nilai Kehidupan (Human Life Value/HLV) sehingga Anda tidak keliru dalam menentukan besar kebutuhan perlindungan atau nilai tertanggung yang dibutuhkan sebelum membeli polis asuransi.
Agar bisa menentukan HLV, tiga pertanyaan berikut harus dijawab secara jujur. Pertama, adakah kebutuhan akan asuransi itu? Kedua, berapa lama perlindungan dibutuhkan? Ketiga, berepa besar penghasilan Anda per bulan atau per tahun?
Mari kita ambil kasus berikut. Seorang ayah, sebut saja namanya pak Andi, mengepalai sebuah keluarga kecil dengan dua anak masing-masing berusia 5 dan 3 tahun. Pada usia 35 tahun Pak Andi bekerja pada sebuah perusahaan swasta dengan penghasilan Rp 10 juta per bulan. Istrinya tidak berpenghasilan karena bekerja sebagai ibu rumah tangga secara penuh.
Pak Andi menginginkan proteksi asuransi yang cukup terjangkau sehingga dapat memberi perlindungan sampai anaknya yang terkecil selesai bersekolah, atau sampai dia mencapai usia pensiun (55 tahun). Itu berarti Pak Andi harus bekerja 24 tahun lagi.
Dari pengalaman Pak Andi di atas, kebutuhan bulanan yang harus dilindungi adalah sebesar Rp 10 juta per bulan atau setera dengan Rp 120 juta per tahun. Dengan lama perlindungan 20 tahun, maka nilai kehidupan yang harus diproteksi adalah sebesar: Rp 120 juta x 20 tahun = Rp 2,4 miliar nilai saat ini.
Contoh tersebut memberikan hitungan kasar berapa besar asuransi yang harus dimiliki oleh seorang kepala keluarga seperti Pak Andi. Tentu nilainya fluktuatif, bisa menurun atau meningkat sesuai dengan lamanya waktu perlindungan, kenaikan gaji tahunan serta perubahan nilai inflasi.
Selanjutnya Pak Andi tinggal mencari asuransi yang bisa memberikan perlindungan Rp 2,4 miliar dengan premi yang terjangkau.
Apabila premi untuk nilai sebesar Rp 2,4 miliar terlalu mahal, maka akan digunakan perhitungan kedua yang disebut dengan nilai perlindungan berdasarkan penghasilan (Income Based Protection).
Misalnya saja untuk perhitungan yang kedua juga berlaku untuk kasus Pak Andi yang memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan. Untuk itu perlu segera dicari tahu berapa besar tabungan atau investasi tanpa risiko untuk dapat menghasilkan Rp 10 juta per bulan.
Angka itu bisa dilacak dengan menggunakan perhitungan bunga investasi tanpa risiko (di Indonesia memakai SBI) misalkan sebesar 11% kotor atau 8,8% bersih per tahun (0,73% per bulan). Maka akan diperoleh angka investasi senilai Rp 1,375 miliar (Rp 1,375.000.000 x 0,73% = Rp 10.073.500).
Karena itu, apabila Pak Andi tidak dapat memilih proteksi asuransi Rp 2,4 miliar karena harga preminya yang terlalu tinggi, maka sekurang-kurangnya proteksi yang harus dimiliki adalah minimal sebesar Rp 1,375 miliar.
Dengan dua cara hitungan tersebut di atas, Anda dapat menentukan berapa besar nilai pertanggungan jiwa yang harus ditanggung melalui asuransi. Atau dengan lain perkataan dengan cara demikianlah harga nyawa Anda dihitung.
Dari contoh perhitungan seperti itu, Anda bisa mengevaluasi apakah sudah tepat atau belum nilai pertanggungan yang ditetapkan ketika membeli polis. Atau Anda yang saat ini sedang dikejar-kejar agen asuransi boleh berhenti sejenak dan mulai membuat perhitungan yang matang. Hanya dengan demikian, produk asuransi yang dipilih tidak akan meleset.