Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Tunda Akuisisi Bank, Kenapa?

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunda rencana akuisisi bank pada tahun ini. Usai Pemilihan Presiden 2019, bank milik negara ini akan melanjutkan rencana tersebut.
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai manditi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai manditi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunda rencana akuisisi bank pada tahun ini. Usai Pemilihan Presiden 2019, bank milik negara ini akan melanjutkan rencana tersebut.

“Tahun depan masih melakukan kajian, lihat kondisi politik juga seperti apa,” kata Direktur Utama BRI Suprajarto kepada Bisnis di kantor pusat BRI, Jakarta, akhir pekan lalu.

Suprajarto melanjutkan perseroan tidak mengunci target akuisisi berdasarkan kelompok usaha bank umum. Syarat utama adalah perusahaan yang akan dicaplok dalam kondisi sehat.

Selain itu, pada tahun depan BRI akan bergerak mengakuisisi bank lain melalui anak usaha. “Nanti misal di bawah BRI Agro atau bagaimana itu,” kata Suprajarto.

Pada awal tahun ini Suprajarto sempat menyampaikan rencana untuk mengakuisisi bank kecil dan perusahaan sekuritas.

Dua pekan lalu, BRI telah menggelontorkan Rp819 miliar untuk mengakuisisi dua anak usaha PT Danareksa (Persero). Kesepakatan tersebut dilatarbelakangi oleh strategi jangka panjang perseroan dalam membangun bisnis jasa keuangan dengan menyediakan layanan yang terintegrasi.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan jual beli saham bersyarat itu meliputi 67% saham PT Danareksa Sekuritas senilai Rp447 miliar dan 35% saham PT Danareksa Investment Management seharga Rp372 miliar.

"Transaksi jual beli saham antara BRI dan Danareksa ini akan efektif setelah memenuhi persyaratan regulasi Otoritas Jasa Keuangan," kata Haru.

Haru menjelaskan pertumbuhan bisnis perusahaan efek dan perusahaan investasi diperkirakan akan cukup menjanjikan seiring dengan naiknya kesadaran masyarakat akan produk keuangan.

Hal ini terutama akan terasa pada kelas menengah, dan meningkatnya kebutuhan segmen wholesale terhadap produk pasar modal.

Haru sempat mengatakan bahwa BRI menyiapkan Rp9 triliun untuk mendukung rencana ekspansi bisnis secara anorganik sepanjang 2018. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan anak usaha dan akuisisi.

Pada tahun lalu, BRI merogoh dana investasi sebesar Rp71,21 miliar untuk membeli 35% saham perusahaan modal ventura, PT Bahan Artha Ventura. Aksi korporasi ini diperlukan untuk melebarkan penyaluran pendanaan perseroan.

Sementara itu, hingga semester I/2018 BRI meraup laba sebesar Rp14,9 triliun, naik sebesar 11% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba dikarenakan penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri. Kredit bank pelat merah itu tercatat tumbuh 15,5% menjadi sebesar Rp794,3 triliun dari periode sebelumnya Rp687,9 triliun. Adapun pada periode itu kredit secara  industri tumbuh  10,7%.

Sementara itu, untuk dana pihak ketiga tumbuh sebesar 9,11% ke posisi Rp838 triliun pada dari periode sebelumnya Rp768 triliun. Kenaikan kredit dan dana pihak ketiga membuat aset tumbuh menjadi Rp1.152,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper