Bisnis.com, JAKARTA -- Bisnis rumah sakit tampaknya mulai dinilai menjanjikan, menyusul berdatangannya investor asing dalam bisnis rumah sakit dan ekspansi yang dilakukan oleh emiten rumah sakit.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat adanya akselerasi penyaluran kredit ke sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Per Agustus, penyaluran kredit ke sektor tersebut meningkat 13,49% menjadi Rp19,9 triliun dari realisasi tahun lalu senilai Rp17,5 triliun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pada Agustus 2017 yakni sebesar 8,92%.
Sepanjang tahun, penyaluran kredit ke sektor ini pun tumbuh double digit secara tahunan. Pertumbuhan paing tinggi tercatat pada kuartal I/2018 sebesar 19,52%. Walau demikian, secara industri, kredit bermasalah pada sektor ini naik tipis sebesar 30 basis poin menjadi 2,07%.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. melihat penyaluran kredit ke bisnis rumah sakit memang sangat potensial. Di samping memiliki karakteristik sebagai kebutuhan yang tidak bisa digantikan, masyarakat dewasa ini menilai layanan kesehatan cukup penting.
Waki Direktur Utama Bank BNI Herry Sidharta mengatakan perseroan telah melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam program Supply Chain Financing dengan underlying tagihan rumah sakit kepada BPJS.
"Program ini juga merupakan salah satu upaya BNI sebagai BUMN dalam mendukung rogram untuk kesejahteraan masyarakat," tuturnya kepada Bisnis, Jumat (2/11/2018).
Per September, penyaluran kredit perseroan kepada industri jasa kesehatan, khsusnya rumah sakit, tumbuh sebesar 34% menjadi Rp1,4 triliun secara tahunan. Kualitas kredit pada usaha rumah sakit pun masih tergoong sehat atau di bawah 1% dari total outstanding yang disalurkan.
Adapun portofolio kredit perseroan tumbuh sebesar 16,06% menjadi Rp459,2 triliun jika dibandingkan dengan realisasi kuartal III/2017.
Di sisi lain, PT Bank Central Asia menyatakan masih sedikit menyalurkan pembiayaan kepada usaha rumah sakit atau masih di bawah Rp1 triliun per September. Direktur Utama Bank BCA Jaha Setiaatmadja mengatakan perseroan akan melakukan penyaluran pembiayaan ke dua grup rumah sakit besar.
Pada akhir kuartal III/2018, penyaluran kredit perseroan tumbuh menjadi Rp515,5 triliun dari realisasi tahun lalu pada periode yang sama senilai Rp395,7 triliun.
Senada, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga belum banyak menyalurkan pembiayaan ke rumah sakit. Namun demikian, perseroan menyatakan bisnis rumah sakit terlihat menjanjikan dan memiliki keinginan untuk masuk ke sektor tersebut.
"Prospeknya masih bagus kalau dikelola dengan benar karena kebutuhan meningkat terus," ujar Kuswiyto, Direktur Corporate Banking Bank BRI, kepada Bisnis.
Kuswiyoto menilai prospek penyaluran kredit ke sektor jasa kesehatan pada kuartal IV/2018 dan sepanjang 2019 akan menarik. BRI, sambungnya, terbuka untuk menyalurkan pembiayaan kepada sektor ini selama ada yang mengajukan.