Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Bank Indonesia menyatakan risiko imbal hasil dan risiko investasi baru akan dimasukan dalam penilaian kesehatan ketika bank syariah sudah siap.
 
Mulya Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), menyatakan bank sentral tidak memiliki proyeksi kapan risiko imbal hasil dan risiko investasi akan dimasukan dalam penilaian kesehatan bank.
 
"Itu baru kami masukan dalam penilaian ketika bank syariah sudah siap seperti teknologi dan sistem informasi. Dalam PBI [Peraturan Bank Indonesia] tidak disebutkan kapan akan dimasukan dalam penilaian," ujarnya kepada Bisnis hari ini.
 
Pada awal bulan ini, BI telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
 
Dalam beleid baru tersebut, perbankan syariah diwajibkan untuk menerapkan 10 manajemen risiko yang terdiri atas 8 risiko yang telah dikenal dalam perbankan konvensional ditambah 2 risiko baru, yakni risiko imbal hasil (rate of return risk) dan risiko investasi (equity investment risk).
 
Risiko imbal hasil merupakan risiko perpindahan dana pihak ketiga ketiga bank lain karena perubahan ekspektasi imbal hasil. Perubahan ekspektasi bisa disebabkan oleh faktor internal seperti menurunnya nilai aset bank atau faktor eksternal seperti naiknya imbal hasil yang ditawarkan bank lain.
 
Sementera itu, risiko investasi timbul dalam pembiayaan dengan sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam sistem ini ada peluang pokok pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan tidak diperoleh kembali karena usaha debitor mengalami kebangkrutan.
 
Meski demikian, dua poin risiko ini belum diperhitungkan dalam penilaian kesehatan bagi bank syariah. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Donald Banjarnahor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper