Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Likuiditas valas perbankan di level aman

JAKARTA: Bank Indonesia menilai likuditas valuta asing di perbankan dan paparan risiko utang luar negeri terhadap perusahaan asal Indonesia masih berada di level aman dan terkendali.Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

JAKARTA: Bank Indonesia menilai likuditas valuta asing di perbankan dan paparan risiko utang luar negeri terhadap perusahaan asal Indonesia masih berada di level aman dan terkendali.Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan selain pasokan dari bank sentral, likuiditas valuta asing (valas) juga dipasok oleh portofolio investasi yang masih masuk ke pasar dalam negeri."Sebab itu kebijakan devisa hasil ekspor memegang peranan penting untuk pasokan Valas. BI saat ini adalah supplier terbesar untuk pasar valas. Kebijakan akumulasi devisa saat capital inflow masuk saat ini digunakan untuk supply valas," jelasnya, hari ini.Dia juga mengklaim saat ini kondisi perbankan dalam negeri sangat solid dan mampu melalui berbagai tes tekanan (stress test) dan diharapkan mampu melewati kemungkinan krisis global yang dipicu oleh krisis Eropa dan Amerika Serikat.Apalagi, ungkap Perry, paparan utang swasta baik dari industri perbankan maupun insutri lainnya ke Eropa terbilang tidak signifikan.Hingga September 2011, utang luar negeri swasta ke Eropa mencapai US$21,5 miliar, atau 23,86% dari total utang luar negeri swasta US$90,1 miliar.Adapun komposisi utang luar negeri swasta ke Eropa tersebut terdiri atas US$19,9 miliar dalam bentuk perjanjian pinjaman (loan agreement), dan hanya US$800 juta dalam bentuk pembiayaan perdagangan (trade financing). Sementara sisanya antara lain terdiri atas surat-surat berharga (securities)."Kekhawatiran selama ini selalu apakah kalau krisis, pembiayaan dari mereka [Eropa] akan berlanjut, apakah mereka mau biayai ekspor ke negara mereka. Tetapi kan kenyataannya trade financing hanya sedikit, kecil volumenya, yang paling banyak dalam bentuk loan agreement," jelas Perry.Adapun tiga kreditur terbesar terhadap utang swasta ke Eropa adalah Belanda sebesar US$3,5 miliar, disusul Inggris US$2,1 miliar dan Jerman US$1,4 miliar. Sementara itu Prancis hanya menyalurkan pinjaman US$400 miliar.Adapun pinjaman dari negara-negara PIGS (Portugal, Irlandia, Yunani dan Spanyol) yang mengalami krisis termasuk Italia relatif kecil, hanya US$93,7 juta. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Munir Haikal
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper