Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

E-MONEY: Transaksi kecil, BI Salahkan Interoperabilitas

JAKARTA: Belum terjalinnya koneksi antarpenerbit uang elektronik atau electronic money dinilai Bank Indonesia menjadi penyebab rendahnya penggunaan alat pembayaran itu oleh masyarakat.

JAKARTA: Belum terjalinnya koneksi antarpenerbit uang elektronik atau electronic money dinilai Bank Indonesia menjadi penyebab rendahnya penggunaan alat pembayaran itu oleh masyarakat.

 

Ronald Waas, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), optimis transaksi electronic money (e-money) akan meningkat setelah terjalin interoperabilitas antar penerbit e-money.

 

“[Rendahnya transaksi e-money] itu terjadi karena belum terjalin interoperabilitas. Kalau antar e-money itu bisa ngomong [koneksi] kami yakin transaksi akan meningkat,” ujarnya hari ini, Kamis 12 Januari 2012.

 

Saat ini, ada 11 penerbit e-money yang terdiri dari enam bank dan lima non bank. Namun sayangnya e-money dari satu penerbit belum bisa digunakan pada electronic data capture (EDC) dari penerbit lainnya.

 

Misalnya, e-toll card milik PT Bank Mandiri Tbk belum bisa digunakan untuk membayar parkir melalui Flazz reader milik PT Bank Central Asia Tbk.

 

Selain itu, kata Ronald, juga ada hambatan dari budaya masyarakat yang belum terbiasa menggunakan pembayaran menggunakan kartu. Masyarakat masih mengandalkan uang tunai dalam melakukan pembayaran sehari-sehari.

 

Ronald menambahkanBI bersama regulator lain akan membuat standarisasi e-money pada tahun ini agar interoperabilitas antar penerbit dapat segera terwujud.

 

Standarisasi tersebut digodok bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai regulator dari sebagian penerbit e-money yang berasal dari perusahaan telekomunikasi.

 

Setelah standarisasi e-money selesai digodok, rencananya akan diujicobakan implementasi interoperabilitas terutama pada sektor transpotasi. Pada 2013, para penerbit e-money akan melakukan migrasi secara bertahap ke standar yang baru.

 

Pada November 2011, transaksi e-money mencapai 4,12 juta dengan nilai Rp77,23 miliar. Namun, jumlah transaksi tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan e-money yang beredar di masyarakat yang mencapai 12,83 juta unit.

 

Hal tersebut menunjukan tidak semua e-money digunakan rutin oleh masyarakat sedikitnya satu kali dalam sebulan. Bahkan perbandingan e-money yang beredar dan jumlah transaksi mencapai 3:1. Artinya, dari 3 buah e-money, hanya satu  yang digunakan rutin sekali sebulan.  (ea)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper