Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK MANDIRI matangkan recana kucuran Rp3 triliun dari 3 bank

 

 

JAKARTA:   Standard Chartered Bank, Deutsche Bank, dan  ANZ Bank menjajaki penyaluraan kredit  senilai masing Rp3 triliun ke PT Bank Mandiri Tbk. 
 
Sebagai bagian dari transaksi ini, tiga kreditur tersebut akan membeli obligasi rekap yang nilainya setara dengan jumlah pinjaman  dengan tenor minimal  tiga tahun. 
 
Sumber Bisnis mengungkapkan transaksi tersebut sedang dimatangkan. Siang ini,  Bisnis meminta konfirmasi ke Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Sukoriyanto Saputro namun pesan singkat yang dikirim belum mendapat balasan.                                        
 
Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar tidak menjelaskan detail nama-nama bank tersebut. Namun, dia mengatakan masing-masing bank yang berminat  berencana memberi pinjaman senilai  Rp1 triliun ke perseroan. 
 
"Transaksi belum done kita deal langsung dari beberapa bank dan tinggal 3 yang masuk shortlisted [daftar pendek]," paparnya melalui pesan singkat pekan lalu. 
 
Rencananya, seiring dengan kucuran pinjaman tersebut  kreditur akan membeli obligasi rekapitalisasi [obligasi rekap] yang dimiliki oleh perseroan. Nilai obligasi rekap yang dibeli masing-masing bank tersebut mencapai  Rp1 triliun.   Mengenai tenor pinjaman, rencananya  Bank Mandiri mematok minimal tiga tahun.                                  
 
Bank Mandiri memiliki obligasi rekap senilai Rp78 triliun dengan status available to sale sebesar Rp54 triliun dan hold to maturity sebesar Rp24 triliun. Manajemen Bank Mandiri telah menyiapkan sejumlah strategi untuk melepas obligasi rekap, mulai buy back (pembelian kembali)  oleh pemerintah, penjualan kepada Bank Indonesia dan pelepasan ke investor.                                     
 
Saat ini dua bank  BUMN [badan usaha milik negara] yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk dan Bank Mandiri berupaya untuk melepas obligasi rekap yang dimilikinya supaya dapat meraih dana segar. Apabila surat utang tersebut dapat dijual, entitas tersebut memiliki dana lebih besar untuk ekspansi dan tidak perlu bagi bank tersebut memelihara kewajiban dana pihak ketiga yang setara dengan jumlah obligasi rekap.
 
Bank Indonesia (BI) juga menempuh kebijakan menciptakan kondisi supaya bank BUMN dapat melepas obligasi rekap ke pasar keuangan dengan harga yang wajar. Meski, BI memastikan tidak berniat membeli obligasi rekap dari entitas bank tertentu.
 
Apabila opsi membeli obligasi rekap  terbuka, BI akan menyerap dari pasar keuangan dengan berpatokan terhadap harga yang akuntable dan transparan.
 
BI juga telah menggelar pembicaraan dengan Kementerian BUMN mengenai keinginan sejumlah entitas bank BUMN untuk melepas obligasi rekap yang dimilikinya.
 
Dampaknya,  bank BUMN bisa lebih efisien. Obligasi rekap yang dimaksud adalah jenis variable rate dengan tenor yang berbeda-beda.
 
Kontribusi bunga obligasi rekap jenis variable rate terhadap laba bank semakin menurun seiring dengan kebijakan acuan bunga surat utang tersebut yang berubah dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ke Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Saat ini kupon SPN berada pada level sebesar 2,18%.
 
Obligasi rekapitalisasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah untuk mendukung modal perbankan pada saat krisis moneter 1997-1998.
 
Jumlah obligasi rekap yang diterbitkan mencapai Rp430 triliun dengan tenor paling panjang sampai 2020. Surat utang ini terbagi dua yaitu obligasi rekap fixed rate (bunga tetap) dengan kupon sekitar 13,175% hingga 14,275%. 
 
Entitas perbankan tentu akan mempertahankan obligasi rekap jenis ini karena kuponnya lebih tinggi dibandingkan dengan BI Rate yang berada di level 5,75% maupun tingkat imbal hasil surat utang negara yang berada di level 2,2% hingga 6,7%. (sut)
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : M. Munir Haikal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper