JAKARTA: Menjelang pelaksanaan penawaran umum terbatas PT Bank Tabungan Negara Tbk, Pemerintah Singapura diketahui meningkatkan kepemilikan saham pada bank yang fokus pada kredit properti tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia, terjadi pergerakan kepemilikan pada saham dengan kode BBTN tersebut pada Juni lalu.
Pada bulan tersebut terdapat dua entitas yang memiliki porsi kepemilikan saham di atas 5%, yakni Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN sebesar 71,849% dan Government of Singapore Investment Corporation Pte Ltd (GIC), perusahaan investasi milik Singapura dengan porsi 5,113%.
GIC memiliki saham BBTN melalui Standard Chartered Bank dan tercatat sebagai badan usaha asing. Hal tersebut berbeda dengan bulan sebelumnya, ketika pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5%, hanya Pemerintah Indonesia.
Pergerakan kepemilikan tersebut menyebabkan investor yang memiliki saham di bawah 5% berkurang menjadi 23,04%. Padahal selama ini investor yang memiliki saham di bawah 5% memiliki porsi sekitar 28,1% dan sisanya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
Iqbal latanro, Direktur Utama BTN, mengatakan GIC merupakan pemegang saham lama yang meningkatkan kepemilikan melalui pasar.
Menurut dia tidak ada spesial dalam transaksi tersebut karena kepemilikan GIC tidak membesar meskipun perseroan akan menggelar rights issue sebentar lagi.
“Kami yakin kepemilikan mereka tidak akan membesar karena semua pemegang saham lama akan mengeksekusi HMETD [hak memesan efek terlebih dahulu] dalam rights issue” ujarnya kepada wartawan hari ini, Jumat (6/7/2012).
Pada Oktober tahun ini. Perseroan akan melepas sekitar 10% saham baru ke pasar guna meraup dana segar dengan target Rp2 triliun—Rp3 triliun. Perseroan menggunakan laporan keuangan April dalam rangka aksi korporasi tersebut. (sut)