JAKARTA-Keahlian kepatuhan dan anti money laundering menjadi sorotan dalam Standar Kompetensi Kepatuhan Perbankan.
Hari ini (12/12) Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP) menyerahkan Standar Kompetensi Kepatuhan Perbankan kepada Institut Bankir Indonesia (IBI).
Standar kepatuhan perbankan tersebut mencakup keahlian kepatuhan dan anti money laundering yang dikategorikan dalam tiga level yakni compliance officer, compliance manager, compliance executive.
Kompetensi keahlian pada ketiga level sertifikasi ini akan diukur dari tiga komponen utama yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude).
Menurut Ketua Bidang Pengembangan (FKDKP) Ogi Prastomiyono, standar kompetensi bidang kepatuhan ini sangat diperlukan mengingat meningkatnya kebutuhan stakeholders. Canggihnya kejahatan di bidang keuangan dan ketatnya kompetensi dalam industri perbankan menyebabkan bank terexpose oleh risiko yang bersifat sistemik.
“Oleh karenanya diperlukan tindakan yang bersifat pencegahan dalam menjaga operasional industri perbankan agar selalu dalam koridor yang aman dan terjadi prudentiality-nya,” ujarnya.
FKDKP telah mulai menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sejak 2009. Kategori SKKNI mencakup bidang jasa keuangan dan asuransi, golongan pokok jasa keuangan bukan asuransi dan dana pensiun, perbankan konvensional dan perbankan syariah, kelompok kepatuhan perbankan.
“Dengan adanya SKKNI untuk bidang kepatuhan perbankan ini, saat ini industri perbankan telah punya enam buah sertifikasi,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Profesi Institut Bankir Indonesia (IBI) Herwidayatmo. (yus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
