JAKARTA: Kondisi keuangan Citibank Indonesia kembali positif setelah melakukan restorasi internal pasca skandal pembobolan dana nasabah dan meninggalnya debitor saat proses penagihan.
Bank asal Paman Sam itu membukukan laba sebelum pajak sekitar 22% pada 2012.
Chief Country Manager Citibank Indonesia Tigor M. Siahaan menyampaikan dua kasus yang mendera Citibank pada 2011 sempat membuat neraca keuangan perusahaan goyang dan membukukan penurunan laba.
”Memang belum penuh [pulih]. Tapi [laba] sudah positif. Sudah hampir balik lagi pada situasi 2011. Tapi ini belum penuh karena kami dalam sanksi. Kami hampir balik lagi sebelum sanksi dimulai,” ujarnya, Selasa (12/2/2013).
Menurutnya, secara keseluruhan pada 2012 pendapatan kami tumbuh sekitar 22%. Kondisi ini kembali seperti sebelum skandal pembobolan dana mendera Citibank. Saat itu laba Citibank sempat turun sekitar 20%--22%.
Citibank dianggap lalai dalam menjalankan operasional prosedur yang menyebabkan dana nasabah dibobol oleh karyawannya.
Adalah Malinda Dee, mantan Relationship Manager Citigold, Citibank Indonesia, yang membobol dana nasabah kelas menengah atas.
Hampir bersamaan, debt collector Citibank diduga menganiaya nasabah kartu kredit saat penagihan, sehingga menyebabkan debitur meninggal dunia. Dua kelalaian tersebut membuat bank sentral ’naik pitam’.
Bank sentral memberikan sejumlah sanksi kepada Citibank.
Bank asing itu dilarang menerima akuisisi nasabah baru layanan prioritas selama setahun dimulai 6 Mei 2011 lalu. Sanksi itu kini sudah dicabut setelah melakukan pembenahan.
Hingga September 2012, laba tahun berjalan Citibank mencapai Rp1,52 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,11 triliun.
Kredit yang dikucurkan pun meningkat dari tahun sebelumnya Rp26,33 triliun menjadi Rp30,63 triliun.
Adapun dana pihak ketiga naik menjadi Rp40,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp38,1 triliun.
Namun, aset turun tipis dari Rp58,85 triliun dari Rp57,89 triliun. (ra)