BISNIS.COM, JAKARTA—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan calon pengganti Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini bukan dari luar, melainkan berasal dari internal perseroan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengemukakan kalangan internal dinilai telah mengetahui seluk-beluk perseroan sehingga dinilai lebih tahu cara kerja ke depan.
"Calon dirutnya dari internal karena sudah tahu bagaimana cara kerja Bank Mandiri ke depan," tuturnya, Senin (11/3/2013).
Menurutnya, bank dengan aset terbesar nasional itu harus memiliki direktur utama yang dapat menjaga dan meningkatkan keberlangsungan aset tersebut.
Oleh sebab itu, kalangan internal bank itu dinilai mampu mempertahankannya. Akan tetapi, Dahlan enggan membeberkan nama calon tersebut karena masih dalam proses penunjukan.
"Nanti saja karena masih diproses," tuturnya.
Sepanjang tahun lalu, Bank Mandiri mencatat laba bersih senilai Rp15,5 triliun, meningkat 26,6% dari pencapaian 2011 sebesar Rp12,2 triliun. Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan fee based income.
Sementara itu, aset turut meningkat menjadi Rp635,6 triliun dari Rp551,9 triliun pada Desember 2011. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 23,7% menjadi Rp388,8 triliun.
Sejumlah nama digadang-gadang akan menjadi bos bank beraset terbesar di Indonesia tersebut. Beberapa nama diperkirakan menjadi kandidat kuat dengan sejumlah alasan seperti apakah sang calon dirut berasal dari afiliasi tertentu seperti alumni kampus yang sama dengan dirut saat ini, ada juga spekulasi nama dirut berasal dari profesional atau bisa pula pejabat karir dari eks Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), Bank Dagang Negara (BDN), BBD ataupun Bank Exim.
Berikut ini tiga kandidat dari kalangan internal yang siap memimpin Bank Mandiri:
Riswinandi
Pria yang lahir pada 1957 ini , menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Trisakti, Jakarta pada 1983. Dia memulai karier sebagai Senior Assistant di SGV Utomo pada 1984.
Selanjutnya, pada 1986 memulai berkarier di PT Bank Niaga Tbk selama waktu 13 tahun, khususnya dalam pengelolaan kredit korporasi (Corporate Banking), juga sebagai Kepala Cabang (General Manager) Bank Niaga di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), serta menjabat sebagai Vice President Human Resources (Group Head).
Pada 1999, Riswinandi bekerja di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dengan jabatan terakhir sebagai Senior Vice President Loan Work Out & Collection Division Head hingga 2001. Pada tahun yang sama, dia melanjutkan karier di PT Bank Danamon Tbk menjabat sebagai Executive Vice President Corporate Lending Division, dan terakhir menjabat sebagai Direktur PT Danamon Tbk hingga Juni 2003.
September 2003, Riswinandi ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Bank Mandiri Tbk sampai dengan Mei 2005. Selanjutnya terhitung sejak Oktober 2005, ia bertugas sebagai Executive Vice President-Credit Recovery II di Bank Mandiri. Pada Mei 2010, Riswinandi ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mandiri hingga sekarang.
Budi G. Sadikin
Pria kelahiran 1964 ini merupakan sarjana Fisika Nuklir dari Institute Teknologi Bandung pada 1988. Budi mengawali karir sebagai staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo, Jepang. Kemudian, ia melanjutkan karir di IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager hingga 1994.
Mulai 1994, ia pindah Bank Bali yang sekarang berubah nama menjadi Bank Permata. Budi beberapa kali memegang sejumlah jabatan, di antaranya sebagai General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999.
Lalu Budi bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004. Kemudian, ia loncat lagi ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.
Namun, pada 2006, Budi bergabung ke Bank Mandiri. Posisi terakhirnya saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Micro & Retail Banking.
Sentot A.Sentausa
Sentot, kelahiran Jakarta 1957, adalah alumnus Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung pada 1983 meraih gelar BA untuk bidang studi statistik, dan gelar MBA dari Monash University, Melbourne, Australia, pada 1994. Sentot ikut program pendidikan bertaraf internasional, seperti Harvard Business School, USA; dan program kepemimpinan di The Peak, Center for Creative Leadership, USA.
Pada 1986, Sentot menjabat pejabat Divisi Penelitian dan Pengembangan Bapindo. Juni 2005, Sentot ditunjuk sebagai Koordinator Manajemen Direktorat Risiko. Mulai Mei 2006, Sentot diangkat sebagai Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri.