Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK MANDIRI: Ini Strategi Dirut Baru Untuk Jadi 3 Besar Di Asean

BISNIS.COM,JAKARTA--PT Bank Mandiri Tbk berambisi masuk dalam peringkat tiga besar bank di kawasan Asean pada 2019 dengan cara terus memperbesar kapitalisasi pasar.Saat ini nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri mencapai Rp225 triliun dan menduduki peringkat

BISNIS.COM,JAKARTA--PT Bank Mandiri Tbk berambisi masuk dalam peringkat tiga besar bank di kawasan Asean pada 2019 dengan cara terus memperbesar kapitalisasi pasar.

Saat ini nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri mencapai Rp225 triliun dan menduduki peringkat ke-6 bank besar di kawasan Asean.

Direktur Utama Bank Mandiri Tbk Budi G. Sadikin mengatakan perseroan memilih menjadi bank besar dalam hal kapitalisasi pasar dibandingkan dengan melihat dari sisi permodalan.

"Sebenarnya, kapitalisasi pasar Rp225 triliun itu target 2014, namun sudah terealisasi. Kami harus menghitung lagi berapa target kapitalisasi pasar yang harus dicapai hingga 2019," katanya, Selasa (2/4).

Bank Mandiri memutuskan lebih mengincar pertumbuhan di market cap untuk persaingan di Asean dengan alasan bisa menjadi gambaran yang tepat tentang kinerja perusahaan bagi pemegang saham.

Budi mengatakan Bank Mandiri memiliki sejumlah anak usaha yang sudah terhitung besar dalam industri keuangan, sehingga bisa menambah penghitungan kapitalisasi pasar.

Dia memberi contoh, kapitalisasi pasar AXA Mandiri sudah mencapai Rp30 triliun. Anak usaha lainnya, lanjutnya, yakni Bank Syariah Mandiri juga belum bisa dihitung. Ada kemungkinan, BSM akan melepas saham ke publik (IPO) sehingga akan memiliki kapitalisasi pasar.

"Kalau misalnya BSM sudah IPO, dan nilai bukunya di kali tiga saja sudah berapa," ujarnya.

Budi mengatakan banknya sudah mencanagkan tiga pilar utama untuk mencapai target tersebut, yakni wholesale transaction, retail payment dan retail loan.

Menurutnya, tiga pilar tersebut pada intinya merupakan strategi untuk menghimpun dana dan penyaluran kredit. Strategi wholesale transaction dan retail payment fokus pada penggalangan dana untuk menunjang ekspansi.

Sedangkan untuk ekspansi kredit, Bank Mandiri memutuskan lebih fokus menyasar segmen ritel dengan pertimbangan potensi dan keuntungan yang didapat.

"Intinya, bagaimana agar Bank Mandiri bisa terus untung dengan menggunakan modal kecil dan risikonya kecil. Keuntungan yang didapat akan mempertebal permodalan perseroan pada akhirnya," katanya.

Dia mengakui perbankan harus terus memperkuat struktur permodalan untuk menopang ekspansi bisnis.

Sebagai contoh, return earnings Bank Mandiri sebesar Rp9 triliun bisa menyalurkan kredit sebesar Rp70 triliun--Rp73 triliun dalam satu tahun. Padahal, penyaluran kredit Bank Mandiri pada tahun lalu mencapai Rp134 triliun.

"Artinya bank harus terus laba, untuk memperkuat modal tanpa memengaruhi balance sheet. Tujuannya agar modal yang ditahan bisa mendukung balance sheet," ujarnya.

Pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Bank Mandiri memutuskan membagikan dividen senilai Rp4,65 triliun atau Rp199,3 per lembar saham.

RUPST memutuskan presentase pembangian dividen pada level 30%.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan banknya berkomitmen memberikan return bagi pemegang saham.

"Bank kami terus tumbuh, sehingga diputuskan memberikan return bagi pemegang saham," ujarnya.

Per Desember 2012, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp15,5 triliun atau tumbuh 26,6% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp12,2 triliun.

Pahala mengatakan dividen dibagikan kepada pemegang saham yang tercatat hingga 26 April. Sementara pemegang saham yang tercatat mulai 29 April 2013 tidak memiliki hak memperoleh dividen.

Pada RUPST tersebut juga memutuskan mengangkat Budi G. Sadikin menjadi dirut, Hery Gunardi Gunardi sebagai direktur, dan mengangkat kembali Ogi Prastomiyono sebagai direksi.

Pemegang saham juga menunjuk Agus Supriyanto, Rudi Rubiandini, dan Abdul Aziz sebagai anggota dewan komisaris.

Agenda RUPST memutuskan untuk melakukan hapus tagih sebesar Rp5 triliun tahun ini.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan bank pelat merah tersebut memiliki peluang memperbesar kapitalisasi pasar asalkan ditunjang dengan kinerja yang terus mengkilap.

"Kuncinya ialah bagaimana terus memperkuat permodalan. Kalau ingin bersaing di Asean, tentunya harus bisa bertarung dengan bank besar di Singapura dan Malaysia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Sumber : Roberto A. Purba, Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper