BISNIS.COM, NUSA DUAi--Bank Indonesia meyakinkan nilai tukar rupiah masih lebih kuat dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lainnya, sehingga bisa terjaga fundamentalnya.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengtakan ada kemungkinan nilai tukar rupiah melemah akibat inisiatif Amerika Serikat yang mengeluarkan kebijakan penghentian quantitative eassing lebih awal.
"Pasar tentunya merespons kebijakan tersebut. Kalau dilihat, pelemahan nilai tukar rupiah tidak serendah beberapa mata uang negara lain," katanya Kamis (30/5).
Agus mengtakan rupiah pada 2 hari lalu melemah ke posisi Rp9.800 per dolar AS. Bank sentral, lanjutnya, siap mengintervensi pasar keuangan guna menjaga nilai tukar rupiah agar tetap berada pada fundamentalnya. BI akan terus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap rupiah dan memastikan ketersediaan likuiditas.
"Kalau perlu, BI akan intervensi dan menjaga likuiditas, misalnya dengan masuk pasar spot atau swap. Kebutuhan valuta asing akan tersedia," katanya.
Agus mengakui permintaan valuta asing biasanya meningkat saat menjelang akhir bulan, antara lain dari kalangan korporasi. Oleh karenanya, upaya stabilisasi dan meyakinkan pasar perlu terus dilakukan.
"Pelemahan nilai tukar terjadi karena sentimen global dan regional saja, karena ada kekhawatiran berkurangnya likuiditas," katanya.
PELEMAHAN RUPIAH: BI Klaim Lebih Rendah dari Mata Uang Lain
BISNIS.COM, NUSA DUAi--Bank Indonesia meyakinkan nilai tukar rupiah masih lebih kuat dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lainnya, sehingga bisa terjaga fundamentalnya.Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengtakan ada kemungkinan nilai tukar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Roberto A. Purba
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu
Bank 'Putar Otak' Berkelit dari Tekanan Likuiditas
20 jam yang lalu