Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memecat Eddy A Djajadiredja sebagai Direktur Utama Perum Jasa Tirta II gara-gara sang istri menggunakan fasilitas kantor dengan semena-mena.
Info tersebut sebenarnya telah mengemuka sejak akhir Februari tahun ini.
Saat itu, tiba-tiba posisi Direktur Utama Perum Jasa Tirta II yang diduduki Eddy A Djajadiredja diganti secara mendadak oleh pejabat baru Herman Idrus yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengelola Jasa Tirta II.
Sontak, pergantian jabatan secara mendadak itu membuat kaget para pegawai di lingkungan perusahaan pelat merah yang berbasis di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat itu.
Sejumlah pegawai pun mengaku kaget dengan pergantian secara mendadak Eddy yang dilantik pada akhir 2010 tersebut. Sebab, seharusnya masa jabatannya baru berakhir 2015.
Bahkan, konon pergantian jabatan yang dilangsungkan di kantor Kementerian BUMN saat itu tidak dilaksanakan acara seremonial, tapi hanya penyerahan surat keputusan pengangkatan Herman Idrus sebagai Direktur Utama Jasa Tirta II.
Saat dikonfirmasi, Dahlan enggan mengungkapkan identitas salah satu direktur utama BUMN yang dipecat itu secara gamblang.
Namun, dia menegaskan direksi BUMN tidak boleh bermain-main. Anggota keluarga tidak boleh menggunakan fasilitas perusahaan dengan seenaknya.
Bahkan, jika istri direktur utama semena-mena menggunakan fasilitas kantor, maka siap-siap akan menghadapi pemecatan.
Meskipun demikian, dirinya membenarkan sudah memecat salah seorang direktur utama BUMN karena istrinya menggunakan fasilitas perusahaan.
“Sudah kami umumkan, istri tidak boleh pakai fasilitas direksi, karena istri bukan direksi. Ternyara masih ada BUMN yang sediakan fasilitas untuk istri direktur utama,” ujar Dahlan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (11/7/2013)
Tak hanya itu, bahkan, Dahlan juga telah memperingatkan dua orang direktur utama BUMN, karena pengaruh istri yang terlalu dominan. Menurutnya, aktivitas sang istri sangat mencampuri keputusan suami sebagai direktur utama.
“Saya sudah beri peringatan 1-2 dirut, istrinya terlalu dominan. Kalau begini, istrinya jadi direktur utama dong,” tegasnya.